News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik di Afghanistan

Taliban Larang Wanita Afghanistan Berpergian Jauh Tanpa Ditemani Kerabat Pria

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Whiesa Daniswara
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto yang diambil pada 22 November 2021 ini menunjukkan para wanita menunggu anggota staf Doctors Without Borders (MSF) untuk memeriksa tanda-tanda kekurangan gizi pada anak-anak mereka, di sebuah kamp pengungsi di pinggiran Herat, Afghanistan - Taliban mengatakan perempuan yang melakukan perjalanan jarak jauh harus ditemani kerabat dekat laki-laki.

Beberapa pekan lalu, kementerian meminta saluran televisi Afghanistan untuk berhenti menayangkan drama dan sinetron yang menampilkan aktor wanita.

Ia juga meminta jurnalis TV perempuan mengenakan jilbab saat presentasi.

Gambar ini diambil pada 28 November 2021 menunjukkan siswa Mursal (kiri) dan yang lainnya menghadiri kelas siaran di Radio Begum di Kabul. - Dari Kabul yang dikuasai Taliban, Radio Begum menyiarkan suara-suara wanita yang telah dibungkam di seluruh Afghanistan. (Photo by Hector RETAMAL / AFP) / TO GO WITH 'Afghanistan-women-mass-media-radio",FOCUS by Caroline TAIX (AFP/HECTOR RETAMAL)

Muhajir mengatakan, jilbab juga akan diperlukan untuk wanita yang mencari transportasi.

Definisi jilbab oleh Taliban adalah yang dapat berkisar dari penutup rambut hingga cadar atau penutup seluruh tubuh.

Untuk diketahui, sebagian besar wanita Afghanistan sudah mengenakan jilbab.

Human Rights Watch mengecam pedoman terkait tahanan perempuan.

“Orde baru ini pada dasarnya bergerak lebih jauh ke arah membuat tahanan perempuan,” kata Heather Barr, direktur asosiasi hak-hak perempuan kelompok itu.

“(Tahanan perempuan) menutup peluang bagi mereka untuk dapat bergerak dengan bebas, bepergian ke kota lain, melakukan bisnis, (atau) dapat melarikan diri jika mereka menghadapi kekerasan di rumah,” tambah Barr.

Awal bulan ini, Taliban mengeluarkan dekrit atas nama pemimpin tertinggi mereka yang menginstruksikan pemerintah untuk menegakkan hak-hak perempuan, tetapi tidak menyebutkan akses anak perempuan ke pendidikan.

Pada hari Minggu (26/12/2021), Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan, Abdul Baqi Haqqani mengatakan, pihak berwenang sedang membahas masalah ini.

“Imarah Islam tidak menentang pendidikan perempuan tetapi menentang pendidikan bersama,” kata Haqqani kepada wartawan.

“Kami sedang bekerja untuk membangun lingkungan Islami, di mana perempuan bisa belajar, mungkin perlu waktu,” katanya.

Namun dia tidak merinci kapan anak perempuan bisa kembali ke sekolah dan universitas di seluruh negeri.

Baca juga: Jepang akan Beri Sumbangan 100 Juta Dolar AS untuk Afghanistan

Baca juga: 23 Juta Rakyat Afghanistan Hadapi Ancaman Kelaparan

Hak-hak perempuan sangat dibatasi selama masa kekuasaan Taliban sebelumnya pada 1990-an.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini