News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korea Utara Gelar Rapat Paripurna, Tandai 10 Tahun Berkuasanya Kim Jong Un

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar ini diambil pada 27 Desember 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 28 Desember menunjukkan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (tengah) menghadiri Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea di lokasi yang belum dikonfirmasi.

TRIBUNNEW.COM - Korea Utara menggelar rapat paripurna Senin (27/12/2021).

Rapat tersebut beragendakan meninjau proyek yang telah berjalan serta mendiskusikan kebijakan baru di tengah pandemi.

Kebuntuan hubungan politik dengan Amerika Serikat juga menjadi isu utama, Associated Press melaporkan.

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) mengatakan pada hari Selasa bahwa Kim Jong Un memimpin rapat pleno Komite Sentral Partai Buruh yang berkuasa.

Rapat pleno menjadi salah satu agenda pembuat keputusan tingkat tertinggi di Korea Utara.

Baca juga: Kim Jong Un Larang Warga Korea Utara Tertawa hingga Belanja selama 11 Hari, Peringati Kematian Ayah

Baca juga: Korea Selatan Izinkan Penggunaan Pil Paxlovid Pfizer, Jadi Obat Oral Covid-19 Pertama

Gambar ini diambil pada 27 Desember 2021 dan dirilis dari Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi Korea Utara pada 28 Desember menunjukkan Rapat Pleno ke-4 Komite Sentral ke-8 Partai Buruh Korea di lokasi yang belum dikonfirmasi. (STR / KCNA VIA KNS / AFP)

Kim Jong Un sebelumnya menggunakan rapat pleno untuk mengumumkan posisinya tentang hubungan dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan atau program nuklir negaranya.

Tidak diketahui berapa lama pertemuan ini akan berlangsung.

Pada tahun 2019, rapat paripurna serupa dilaksanakan selama empat hari.

Pertemuan itu juga sekaligus menandai 10 tahun Kim Jong Un berkuasa.

Sejak kematian ayahnya, Kim Jong Il, pada Desember 2011, Kim Jong Un disebut telah membangun kekuatan absolut di dalam negeri.

Ia juga membentengi persenjataan nuklir dan rudal Korea Utara.

Akibat ekonomi memburuk karena pandemi virus corona, adanya sanksi PBB dan mismanajemen, beberapa ahli mempertanyakan cengkeraman Kim pada kekuasaan.

Setelah serangkaian uji coba nuklir dan rudal pada 2016-2017, Kim Jong Un berpartisipasi dalam serangkaian pembicaraan penting dengan Presiden Donald Trump untuk membahas masa depan gudang senjatanya.

Namun pembicaraan itu gagal pada 2019 karena perselisihan tentang berapa banyak potongan sanksi yang akan diperoleh Korea Utara sebagai imbalan atas langkah-langkah menuju denuklirisasi parsial.

Warga Korea Utara Dilarang Tertawa dan Mabuk-mabukan selama Peringatan Kematian Kim Jong Il

Warga Korea Utara dilarang tertawa atau minum alkohol selama 11 hari untuk memperingati 10 tahun kematian mantan Pemimpin Tertinggi Kim Jong Il.

Otoritas telah memerintahkan masyarakat untuk tidak menunjukkan kebahagiaan saat peringatan kematian ayah Kim Jong Un itu.

Kim Jong Il mulai memerintah Korea Utara pada tahun 1994 hingga kematiannya pada 17 Desember 2011.

Kim Jong Il meninggal saat melakukan perjalanan menggunakan kereta api.

Tampuk kekuasaan kemudian diberikan kepada putra ketiganya, Kim Jong Un, yang memimpin hingga saat ini.

Baca juga: Profil Kim Jong Un, Pemimpin Korea Utara yang Idolakan Michael Jordan

Baca juga: Apakah Korea Selatan Akan Segera Mengakhiri Perang Korea?

Orang-orang membungkuk saat mereka memberi hormat di depan patung mendiang pemimpin Korea Utara Kim Il Sung dan Kim Jong Il untuk menandai peringatan sepuluh tahun kematian Kim Jong Il, ayah dari pemimpin saat ini Kim Jong Un, di bukit Mansu di Pyongyang pada 16 Desember 2021. (Photo by KIM Won Jin / AFP) (AFP/KIM WON JIN)

Untuk menghormati 10 tahun kematian Kim Jong Il, warga Korut diperintahkan untuk menjalani masa berkabung selama 11 hari.

Selama itu, warga dilarang tertawa atau minum-minuman keras.

"Selama masa berkabung, kita tidak boleh minum alkohol, tertawa, atau melakukan kegiatan rekreasi," kata seorang warga Korea Utara dari kota perbatasan timur laut Sinuiju kepada Radio Free Asia (RFA), dikutip dari Daily Mail

Sumber ini mengatakan, warga juga dilarang berbelanja bahan makanan pada 17 Desember, hari Kim Jong Il meninggal.

"Di masa lalu banyak orang yang tertangkap minum atau mabuk selama masa berkabung ditangkap dan diperlakukan sebagai penjahat ideologis."

"Mereka dibawa pergi dan tidak pernah terlihat lagi," ujar sumber ini.

"Bahkan jika anggota keluarga Anda meninggal selama masa berkabung, Anda tidak diperbolehkan menangis dengan keras dan tubuh harus dibawa keluar setelah selesai."

"Orang-orang bahkan tidak bisa merayakan ulang tahun mereka sendiri jika ultahnya jatuh dalam masa berkabung," jelas sumber tersebut.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie/Ika Nur Cahyani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini