"Karena upaya mereka, demokrasi kita bertahan dari serangan massa dan kehendak lebih dari 150 juta orang yang memilih dalam pemilihan presiden."
"Dia juga akan berbicara tentang pekerjaan yang masih perlu kita lakukan untuk mengamankan dan memperkuat demokrasi dan institusi kita untuk menolak kebencian dan kebohongan yang kita lihat pada 6 Januari, dan untuk menyatukan negara kita."
Baca juga: Perusuh Capitol Pukul Polisi pada 6 Januari Lalu Diganjar Hukuman 3 Tahun Penjara
Baca juga: Donald Trump Digugat Polisi Capitol Atas Keterlibatannya dalam Serangan di Gedung Capitol AS
Tidak lama kemudian, Psaki ditanya apakah Biden merasa ada hal lain yang bisa ia lakukan untuk mengubah pikiran para pendukung Trump.
Pendukung Trump dianggap masih mempercayai kebohongan yang disebarkan oleh mantan presiden itu tentang legitimasi penerusnya.
Psaki menjawab, "Saya pikir apa yang akan terus presiden lakukan adalah berbicara kepada semua orang di negara ini, mereka yang tidak memilih dia, mereka yang mungkin tidak percaya bahwa dia adalah presiden yang sah, tentang apa yang ingin dia lakukan untuk membuat mereka hidup lebih baik."
"Dan dia melihat itu sebagai tanggung jawabnya sebagai Presiden Amerika Serikat."
"Itulah yang akan terus dia lakukan”.
Serangan Capitol 6 Januari "Diprediksi" Pangeran Harry
Sehari sebelum serangan capitol, Pangeran Harry mengatakan dia sempat memperingatkan bos Twitter Jack Dorsey tentang platformnya yang memungkinkan terjadinya kerusuhan politik.
Dilansir The Guardian, Duke of Sussex membuat pernyataan itu di forum teknologi RE:WIRED di AS, Selasa (9/11/2021).
Dia berkata, "Jack dan saya saling mengirim email sebelum 6 Januari ketika saya memperingatkannya bahwa platformnya memungkinkan terjadinya kudeta."
"Email itu dikirim sehari sebelumnya."