TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) telah menangkap seorang pensiunan komando Kolombia karena ikut serta dalam pembunuhan Presiden Haiti, Jovenel Moïse.
Mario Palacios menjadi tersangka pertama yang menghadapi tuntutan AS dalam kejahatan tersebut.
Dikutip dari The New York Times, Mario Palacios ditangkap di sebuah bandara di Panama pada Senin (3/1/2022), kemudian diterbangkan ke Miami.
Dia dijadwalkan hadir di hadapan hakim federal pada Selasa (4/1/2022) dan didakwa berkonspirasi untuk menculik atau membunuh di luar Amerika Serikat.
Alfredo Izaguirre, seorang pengacara yang ditunjuk untuk mewakili Palacios, mengatakan bahwa Palacios kemungkinan besar akan mengaku tidak bersalah pada sidang praperadilan yang dijadwalkan akhir bulan ini.
Sementara kantor Kejaksaan AS mengatakan, Palacios menghadapi kemungkinan hukuman seumur hidup.
Baca juga: Video Detik-detik Perdana Menteri Haiti Diberondong Senjata di Gereja, Pengawalnya Jadi Tameng
Baca juga: Perdana Menteri Haiti, Ariel Henry Selamat dari Percobaan Pembunuhan
Palacios termasuk di antara dua lusin pensiunan anggota pasukan khusus militer Kolombia yang melakukan perjalanan ke Haiti antara Mei dan Juni lalu sebagai kontraktor keamanan swasta yang disewa oleh sebuah perusahaan yang berbasis di Miami bernama CTU Security.
Menurut polisi, Departemen Kehakiman AS, dan intelijen Kolombia, begitu tiba di Haiti, misi mereka berangsur-angsur berubah dari memberikan perlindungan kepada pejabat lokal menjadi menyerbu kediaman presiden dalam operasi yang mengakibatkan kematian Moïse.
Menurut istrinya, Moïse ditembak mati pada 7 Juli 2021 di kamarnya oleh pembunuh yang berbicara bahasa Spanyol.
Namun, identitas pasti dari para pembunuh, rincian kematian Moïse dan dalang utama plot tetap tidak diketahui, meskipun tampaknya sebagian telah direncanakan di Amerika Serikat.
Palacios dapat membantu menjelaskan beberapa pertanyaan tersebut.
Kronologi Penangkapan
Menurut laporan penyelidikan awal oleh polisi Haiti, dia termasuk di antara lima mantan tentara Kolombia yang merupakan bagian dari "Tim Delta," yang memasuki kediamannya selama serangan itu.
Setelah penyerangan itu, Palacios adalah satu-satunya yang melarikan diri dari otoritas Haiti.