Keluarga Mirza Ali mencari bantuan dari Palang Merah, yang memiliki misi untuk membantu menghubungkan kembali orang-orang yang terpisah oleh krisis internasional, tetapi mengatakan mereka menerima sedikit informasi dari organisasi tersebut.
Seorang juru bicara Palang Merah mengatakan mereka tidak mengomentari kasus pribadi.
Akhirnya, setelah merasa kehabisan pilihan, Razawi menghubungi polisi Taliban setempat untuk melaporkan penculikan.
Safi mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantah tuduhan itu dan mengatakan dia merawat bayi itu, bukan menculiknya.
Pengaduan itu lalu diselidiki dan diberhentikan.
Komandan polisi setempat mengatakan kepada Reuters bahwa dia membantu mengatur penyelesaian, termasuk perjanjian yang ditandatangani dengan cap jempol oleh kedua belah pihak.
Razawi mengatakan keluarga bayi itu pada akhirnya setuju untuk memberikan kompensasi kepada Safi sekitar 100.000 Afghani (Rp13 juta) untuk biaya yang dikeluarkan untuk merawatnya selama lima bulan.
"Kakek bayi itu mengadu kepada kami dan kami menemukan Hamid Safi dan berdasarkan bukti yang kami miliki, kami mengenali bayi itu," kata Hamid Malang, kepala pengawas wilayah kantor polisi setempat.
"Dengan kesepakatan kedua belah pihak, bayi itu akan diserahkan kepada kakeknya," katanya, Sabtu.
Di hadapan polisi, dan di tengah banyak air mata, bayi itu akhirnya dikembalikan ke kerabatnya.
Razawi mengatakan Safi dan keluarganya sangat terpukul kehilangan Sohail.
"Hamid Safi dan istrinya menangis, saya juga menangis, tetapi meyakinkan mereka bahwa mereka berdua masih muda, Allah akan memberi mereka anak laki-laki. Bukan satu, tetapi beberapa. Saya berterima kasih kepada keduanya karena telah menyelamatkan anak itu dari bandara," kata Razawi.
Orang tua bayi itu mengatakan kepada Reuters bahwa mereka sangat gembira karena mereka dapat melihat dengan mata kepala sendiri pertemuan itu melalui chat video.
"Ada hajatan, tari, nyanyi," kata Razawi.