TRIBUNNEWS.COM, PHNOM PENH - Seekor tikus pemburu ranjau darat yang dianugerahi medali emas atas kepahlawanannya karena membersihkan pedesaan Kamboja dari 'ranjau senjata', kini telah mati.
Pernyataan ini disampaikan lembaga amal Belgia APOPO pada Selasa kemarin yang selama ini telah melatih tikus itu.
Dikutip dari laman Channel News Asia, Rabu (12/1/2022), tikus raksasa Afrika yang diberi nama Magawa dan berasal dari Tanzania itu sebelumnya telah membantu membersihkan ranjau dari sekitar 225.000 meter persegi tanah 'selama karirnya'.
Setelah mendeteksi lebih dari 100 ranjau darat dan bahan peledak lainnya, Magawa pun pensiun pada Juni tahun lalu.
"Magawa mati pada akhir pekan lalu saat usianya 8 tahun. Kami semua di APOPO merasa kehilangan Magawa dan kami berterima kasih atas pekerjaan luar biasa yang telah ia lakukan," kata APOPO.
Baca juga: Pesawat Pengebom Tiongkok Menyebar Ranjau Laut di Laut China Selatan
APOPO menyampaikan bahwa sebelum mati, Magawa dalam kondisi sehat dan menghabiskan sebagian besar minggu terakhirnya dengan bermain-main secara aktif seperti biasanya.
"Namun menjelang akhir pekan, ia mulai terlihat berbeda, gerakannya melambat, lebih banyak tidur siang dan menunjukkan minat yang berkurang pada makanan saat hari-hari terakhirnya," jelas APOPO.
Perlu diketahui, lembaga amal ini sejak awal melatih Magawa untuk mendeteksi senyawa kimia yang terkandung dalam bahan peledak.
Sebagai gantinya, tikus raksasa ini pun mendapatkan hadiah berupa cemilan lezat, dua cemilan favoritnya adalah pisang dan kacang.
Saat bertugas, Magawa akan memperingatkan para penjinak ranjau melalui cara menggaruk tanah setelah mengendus menggunakan 'indera penciumannya yang tajam' itu.
Ia bahkan mampu menyisir area seukuran lapangan tenis dalam waktu hanya 30 menit saja.
Sedangkan jika menggunakan metal detector konvensional, waktu yang dibutuhkan manusia untuk menyisir wilayah yang luas itu sekitar 4 hari.
Pada September 2020, hewan pengerat ini akhirnya memenangkan penghargaan hewan yang setara dengan kehormatan sipil tertinggi Inggris, untuk keberanian dan kemampuan luar biasanya dalam mengungkap ranjau darat serta persenjataan yang tidak meledak.
Magawa merupakan tikus pertama yang menerima medali dari lembaga amal veteriner Inggris 'PDSA', ia bergabung dengan sekelompok anjing pemberani, kucing hingga merpati.
Sebelumnya, jutaan ranjau darat diletakkan di Kamboja selama hampir 3 dekade perang saudara yang berakhir pada 1998, dan menyebabkan puluhan ribu korban.
Setelah Magawa mati, 3 penjinak ranjau kamboja pun tewas pada Senin lalu karena ranjau darat anti-tank yang meledak saat mereka mencoba untuk memindahkannya.
Ini terjadi hanya 20 menit setelah seorang laki-laki yang membakar tumbuh-tumbuhan di pertanian itu tewas karena persenjataan era perang di desa yang sama.