Jepang dan Korea Selatan melaporkan peluncuran uji pada hari Selasa (11/1/2022), mengatakan kemungkinan besar bahwa yang diluncurkan adalah rudal balistik.
Baca juga: Ujicoba Rudal Korut Siagakan Korsel dan Jepang
Baca juga: Kim Jong Un Ungkap Korut Perlu Bersiap Gelar Dialog dan Konfrontasi dengan AS
Uji coba hari Selasa (11/1/2022) dilakukan beberapa jam setelah misi AS untuk PBB, yang diikuti oleh Albania, Prancis, Irlandia, Jepang dan Inggris, mengutuk peluncuran pekan lalu dan meminta negara-negara PBB untuk memenuhi kewajiban sanksi.
Resolusi PBB melarang uji coba rudal balistik dan nuklir Korea Utara serta menjatuhkan sanksi.
Tindakan Departemen Keuangan hari Rabu (12/1/2022) membekukan semua aset AS dari mereka yang masuk daftar hitam, dan umumnya melarang orang Amerika melakukan bisnis dengan mereka.
Pemerintahan Presiden AS Joe Biden tidak berhasil melibatkan Pyongyang dalam dialog untuk membujuknya agar menyerahkan bom nuklir dan misilnya sejak menjabat pada Januari tahun lalu.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan Washington tetap berkomitmen untuk melakukan diplomasi dengan Korea Utara.
Baca juga: Rudal Balistik yang Ditembakkan Korut Disebut Mampu Melesat 10 Kali Kecepatan Suara
Baca juga: Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Balistik, Mendarat dekat Zona Ekonomo Eksklusif Jepang
"Apa yang telah kami lihat dalam beberapa hari terakhir ... hanya menggarisbawahi keyakinan kami bahwa jika kami ingin membuat kemajuan, kami perlu terlibat dalam dialog itu," katanya dalam jumpa pers reguler. (Tribunnews.com/CNA/Aljazeera/Hasanah Samhudi)