Tetapi CEO AT&T John Stankey dan CEO Verizon Hans Vestberg memang menawarkan untuk mengurangi kekuatan jaringan 5G mereka di dekat bandara, seperti yang telah dilakukan Prancis.
"Hukum fisika adalah sama di Amerika Serikat dan Prancis," kata Stankey dan Vestberg dalam sebuah surat pada hari Minggu kepada Buttigieg dan Dickson.
"Jika maskapai penerbangan AS diizinkan untuk mengoperasikan penerbangan setiap hari di Prancis, maka kondisi operasi yang sama seharusnya memungkinkan mereka melakukannya di Amerika Serikat."
Meskipun pihak telekomunikasi mengambil langkah-langkah untuk menenangkan izin federal, mereka masih masih bertikai dengan maskapai penerbangan, yang telah membatalkan lebih dari 10.000 penerbangan AS sejak Malam Natal karena cuaca buruk dan kekurangan tenaga kerja yang disebabkan oleh COVID-19.
"Industri penerbangan menghadapi banyak tantangan, tapi 5G bukan salah satunya," kata Vestberg dalam memo perusahaan Selasa.
Berapa Banyak Pesawat yang Terkena Dampaknya?
Berdasarkan kesepakatan penundaan tersebut, FAA akan melakukan survei untuk mengetahui dampak layanan 5G di sekitar bandara.
FAA akan mengizinkan pesawat dengan altimeter yang akurat dan andal untuk beroperasi di sekitar 5G berdaya tinggi.
Tetapi pesawat dengan altimeter yang lebih tua tidak akan diizinkan melakukan pendaratan dalam kondisi visibilitas rendah.
Apa yang akan Terjadi Selanjutnya?
Penundaan dua minggu akan memberi waktu kepada FAA dan perusahaan telekomunikasi untuk mengimplementasikan perjanjian.
AT&T dan Verizon akan diizinkan untuk meluncurkan layanan C-Band bulan ini di bawah lisensi FCC yang sudah diberikan.
Maskapai memiliki waktu hingga Jumat untuk memberi perusahaan daftar hingga 50 bandara di mana mereka yakin kekuatan layanan C-Band harus dikurangi.
Hingga Juli, pihak telekomunikasi akan berbicara dengan FAA dan maskapai penerbangan tentang potensi tindakan jangka panjang terkait layanan 5G di dekat bandara.