TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan, Korea Utara telah meluncurkan dua rudal jelajah ke laut lepas pantai timurnya pada Selasa (25/1/2022).
Peluncuran itu terjadi beberapa hari setelah serangkaian uji coba rudal balistik.
Melansir CNA, mliter Korea Selatan sedang menilai peluncuran untuk menentukan sifat proyektil.
Peluncuran semacam itu menjadi uji coba rudal kelima di awal tahun 2022 ini.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah berjanji untuk memperkuat militer dengan teknologi mutakhir pada saat pembicaraan dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat terhenti.
Baca juga: Omicron Melonjak, Kasus Harian Covid-19 Korea Selatan Capai 8.000 untuk Pertama Kali
Baca juga: Korea Utara Akan Lanjutkan Uji Coba Nuklir
Peluncuran rudal terbesar di negara yang terisolasi itu setidaknya sejak 2019 telah memicu ekspresi keprihatinan dari sekretaris jenderal PBB.
Sementara pemerintahan Biden telah menerapkan sanksi baru terhadap Korea Utara.
Peluncuran rudal jelajah oleh Korea Utara tidak dilarang di bawah sanksi PBB yang dikenakan pada Pyongyang, yang telah menentang kecaman internasional dan melakukan empat putaran uji coba rudal balistik, yang terbaru pada 17 Januari.
China dan Rusia telah mendorong Dewan Keamanan PBB untuk menghapus larangan ekspor patung, makanan laut, dan tekstil Pyongyang, dan menaikkan batas impor minyak olahan.
Korea Utara mengatakan pihaknya terbuka untuk melakukan pembicaraan, tetapi hanya jika Amerika Serikat dan lainnya membatalkan "kebijakan bermusuhan" seperti sanksi dan latihan militer.
Pengembangan Senjata Korea Utara
Uji coba rudal baru Korea Utara, termasuk senjata hipersonik, telah menggarisbawahi pentingnya para insinyur dan ilmuwan rudal negara itu, sebuah kelompok yang terkenal di dalam pemerintahannya tetapi tidak terlihat oleh orang luar.
Masih dikutip dari CNA, analis mengatakan Kim Jong Un tampaknya mengambil langkah-langkah untuk melembagakan pasukan rudal, menandakan kemungkinan niatnya untuk menjadikan mereka bagian operasional jangka panjang dari rencana militernya.
Sangat sedikit yang diketahui tentang nama dan posisi ilmuwan dan teknisi tingkat menengah dan tingkat kerja yang terlibat dalam penelitian dan pengembangan rudal.