TRIBUNNEWS.COM - Uji coba rudal Korea Utara yang dilakukan belum lama ini tak digubris Tokyo.
Hal ini berbeda dibanding Agustus 2017 saat Jepang mendengar tembakan rudal Korea Utara.
Kala itu, tanpa memberikan peringatan, Korea Utara menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) dari utara Jepang ke Samudera Pasifik.
Kali ini, rudal Korea Utara yang semuanya model jarak pendek, mendarat di laut dan jauh dari pantai Jepang.T
Tampaknya, Kim Jong Un menahan diri untuk saat ini.
Baca juga: POPULER Internasional: Rekor Uji Coba Rudal Korea Utara | Rusia Disebut Invasi Ukraina pada Februari
Baca juga: Jepang Mau Ajukan Kanayama Sebagai Warisan Budaya Unesco, Korea Sudah Berkomentar
Mengutip dari BBC, sebenarnya apa yang diinginkan Kim Jong Un? Simak penjelasan ahli berikut ini:
Analis militer Profesor Kim Dong Yup, mantan komandan angkatan laut Korea Selatan mengaku sempat meremehkan teknologi Korea Utara.
"Dari sudut pandang saya, itu bisa diprediksi."
"Kami terkejut karena meremehkan teknologi Korea Utara dan menganggapnya menderita saat ini."
"Faktanya, Korea Utara jelas-jelas meningkatkan kemampuan militernya lebih cepat dari yang kami duga," katanya.
Setelah uji coba pada 5 dan 10 Januari, Pyongyang mengklaim telah berhasil menguji sesuatu yang disebut "kendaraan luncur hipersonik" (HGV) dan "kendaraan masuk kembali yang dapat digerakkan" (MARV).
Baca juga: Korea Utara Akui Lakukan Uji Coba Rudal saat Kim Jong Un Kunjungi Pabrik Senjata
Baca juga: Korea Utara Kembali Tembakkan Rudal Balistik, AS Kutuk Keras
Mengapa itu penting?
Hal ini jelas berarti bagi Korea Utara yang sedang mengembangkan teknologi nuklir.
Profesor Kim Dong Yup mengatakan, apa yang ingin dicapai oleh Korea Utara adalah untuk melemahkan sistem pertahanan misil musuh.