Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pada tanggal 4 Februari 2022 ini Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang mengumumkan nilai ekspor (angka sementara) produk pertanian, kehutanan dan perikanan serta pangan pada tahun 2021.
Target pemerintah menjadi sedikitnya 2 triliun yen ekspor produk perikanan kehutanan dan pertanian Jepang di tahun 2025.
Nilai ekspor tersebut ternyata meningkat 25,6% dari tahun sebelumnya menjadi 1 triliun 238,5 miliar yen, rekor tertinggi untuk tahun kesembilan berturut-turut, dan melampaui 1 triliun yen untuk pertama kalinya.
Dengan pulihnya aktivitas ekonomi yang berpusat di Amerika Serikat dan China, permintaan untuk makan di luar dan penggunaan rumah tangga meningkat, dan penjualan pesanan melalui pos melalui Internet juga meningkat.
Sake (minuman keras Jepang) juga meningkat 66,4% menjadi 40,2 miliar yen, dan daging sapi seperti daging sapi Jepang meningkat 85,9% menjadi 53,7 miliar yen.
Selain pertumbuhan penjualan rumah tangga, permintaan restoran Jepang dan fasilitas lainnya pulih seiring dengan dimulainya kembali bisnis.
Wiski, yang mendapatkan popularitas di luar negeri, meningkat 70,2% menjadi 46,2 miliar yen.
Jumlah rumah tangga di Eropa dan Amerika Serikat telah meningkat, dan harga satuan juga meningkat.
Penjualan kerang untuk makan di luar meningkat di China dan Amerika Serikat, dua kali lipat menjadi 63,9 miliar yen.
Berdasarkan negara/wilayah, China daratan naik 35,2% menjadi 222,4 miliar yen untuk pertama kalinya. Hong Kong, yang menjadi pemimpin hingga 2008, meningkat 6,0% menjadi 219 miliar yen, dan Amerika Serikat, yang menduduki peringkat ketiga, meningkat 41,2% menjadi 168,3 miliar yen.
Pemerintah telah menetapkan tujuan untuk meningkatkan nilai ekspor menjadi 2 triliun yen pada tahun 2025 dan 5 triliun yen pada tahun 2030.
Produk pertanian Jepang memang sangat menarik kalangan pecinta Jepang yang selalu mendiskusikannya. Gabung gratis melalui email: info@tribun.in