TRIBUNNEWS.COM - Rusia dilaporkan berencana membuat video palsu dengan mayat dan aktor yang berperan sebagai militer Ukraina untuk menggambarkan bahwa Rusia diserang lebih dulu.
Dilansir Mirror.co.uk, pejabat senior AS mengklaim rencana itu menggunakan adegan penyerangan palsu.
Nantinya, video tersebut akan digunakan Kremlin untuk menuduh Ukraina melakukan genosida dan menjadi dalih untuk menyerang Kyiv.
Para pejabat AS menolak merilis bukti tuduhan ini atau cara mereka menggagalkan skenario Rusia ini.
Dilaporkan New York Times, para pejabat mengatakan hal itu bersifat rahasia untuk melindungi informan Amerika.
Baca juga: Pria Amerika Ini Jual NFT Gambar Tempat Sampah Seharga Rp 3,6 Miliar
Baca juga: Terlibat Pengeroyokan, Bule Ukraina dan Rusia Terancam Dideportasi
"Produksi video propaganda ini adalah salah satu dari sejumlah opsi yang dikembangkan pemerintah Rusia sebagai dalih palsu untuk memulai dan berpotensi membenarkan agresi militer melawan Ukraina," kata Ned Price, juru bicara Departemen Luar Negeri dalam konferensi pers.
Ia menyebut, Kremlin telah mempersiapkan mayat untuk kepentingan video.
Saat ini, klaimnya, Rusia tengah berencana melakukan casting aktor dan mempersiapkan properti persenjataan Ukraina.
"Kami percaya bahwa Rusia akan menghasilkan video propaganda yang sangat grafis, yang akan mencakup mayat dan aktor yang akan menggambarkan pelayat dan gambar lokasi yang hancur serta peralatan militer di tangan Ukraina atau Barat," ujar juru bicara Pentagon, John Kirby.
Tudingan ini langsung dibantah pemerintah Rusia.
"Ini bukan laporan pertama dari jenisnya."
"Hal serupa telah diklaim sebelumnya. Tapi tidak ada yang pernah datang dari mereka," kata juru bicara Kremlin, Dmitri S. Peskov, menyangkal tuduhan dari AS.
Sebelumnya, muncul isu bahwa Rusia meluncurkan misi "provokasi dan penipuan" terhadap tentara garis depan Ukraina untuk menarik mereka dalam perang.
Seorang jenderal bintang empat di militer Ukraina, Oleksandr Syrskyi mengungkap bagaimana pasukannya bertahan dari Rusia.