TRIBUNNEWS.COM - Vaksin Covid-19 mRNA yang diproduksi di pusat vaksin yang didukung Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Afrika Selatan dapat memakan waktu hingga tiga tahun untuk mendapatkan persetujuan.
Itu terjadi jika perusahaan tidak membagikan teknologi dan data mereka.
Pusat transfer teknologi yang didukung WHO di Afrika Selatan didirikan pada bulan Juni untuk memberi negara-negara miskin pengetahuan tentang cara memproduksi vaksin Covid-19, setelah pemimpin perusahaan vaksin mRNA Covid, Pfizer, BioNTech, dan Moderna, menolak permintaan WHO untuk berbagi teknologi dan keahlian mereka.
Martin Friede, koordinator Inisiatif WHO untuk Penelitian Vaksin, mengatakan jika perusahaan dengan vaksin Covid-19 yang disetujui atau data klinis tahap akhir membagikan teknologi dan data mereka dengan konsorsium, vaksin yang diproduksi di Afrika Selatan dapat disetujui dalam 12 hingga 18 bulan.
Baca juga: Sebuah Penelitian AS pada Monyet Ungkap Efektivitas Vaksin Booster Omicron
Baca juga: Februari, Australia dan Covax Facility Kirim Bantuan Vaksin untuk Indonesia
"(Persetujuan) bisa 12 bulan kalau ada kerjasama dengan perusahaan yang sudah memiliki vaksin yang disetujui."
"Kalau tidak, lebih 24 sampai 36 bulan tergantung proses persetujuannya seperti apa," kata Friede, seperti dilansir dari CNA.
Pada hari Kamis (3/1/2022), Afrigen Biologics Afrika Selatan, yang merupakan bagian dari konsorsium WHO, mengatakan telah menggunakan urutan vaksin mRNA Moderna untuk membuat versi suntikannya sendiri.
WHO telah mencoba membujuk Moderna dan Pfizer-BioNTech untuk bergabung dengan pusat transfer teknologi Afrika.
Baca juga: Nenek 103 Tahun Meninggal Usai Terima Vaksin Covid-19 Dosis Keempat, Singapura Lakukan Investigasi
Baca juga: Indonesia Punya 6 Jenis Vaksin Booster, Ini Efek Sampingnya
Friede mengatakan vaksin akan masuk ke uji klinis pertama pada kuartal keempat tahun ini.
"Sekarang memiliki tantangan untuk meningkatkan ini. Dan ini tentu saja di mana kita akan mengalami beberapa tantangan," jelasnya.
(Tribunnews.com/Yurika)