"Kami bukan tipe orang yang biasanya memikirkan jet pribadi atau semacamnya," kata Allen kepada Independent.
"Tapi ini sepertinya benar-benar darurat dan sekelompok teman dan saya mencari tahu apakah kami bisa menyewa pesawat. Itu tidak mungkin – harganya jauh di luar jangkauan kami."
Banyak juga warga yang pindah ke bagian tengah negeri.
Anna Nazarenko dan keluarganya menutup apartemen mereka di dekat pusat kota dan berangkat untuk tinggal bersama kerabat di Lviv, di barat negara itu.
"Tempat kami di sini cukup dekat dengan beberapa gedung pemerintah, jadi kami pikir tidak aman untuk tinggal," kata guru berusia 48 tahun itu.
Semua ini terjadi akibat bayang-bayang 130.000 tentara Rusia yang berkumpul di perbatasan Ukraina.
Upaya Diplomatik
Upaya diplomatik berusaha mencegah konflik berlanjut, para pemimpin dan menteri menempuh jalan ke Moskow untuk bertemu Putin.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz, dijadwalkan di Kiev untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, sebelum pergi menemui Putin di Moskow.
Scholz menambahi peringatan oleh para pemimpin barat lainnya bahwa Rusia akan menghadapi sanksi keras jika mengambil tindakan militer.
Namun surat kabar Die Welt telah melaporkan bahwa para pejabat di Berlin mempertimbangkan apakah Scholz akan menawarkan jaminan kepada Putin bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan NATO—keinginan utama Kremlin—untuk dekade berikutnya.
Pekan lalu, Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara tentang mengatasi masalah keamanan Rusia setelah mengunjungi Moskow.
Ia dilaporkan menyarankan "Finlandisasi" sebagai kemungkinan masa depan untuk Ukraina - sebuah formula di mana Ukraina, seperti Finlandia, tidak akan bergabung dengan NATO dan tidak akan berusaha untuk memprovokasi Kremlin.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)