Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pemda kota Saitama (City) telah mengumumkan kemarin (16/2/2022) bahwa seorang pria usia belasan tahun yang tinggal di kota tersebut telah terinfeksi virus corona baru dan meninggal dunia 7 Februari 2022.
"Pria itu tidak memiliki penyakit yang mendasarinya. Mungkin telah meninggal karena gumpalan darah yang terkait dengan penyakit menular," ungkap sumber Tribunnews.com Kamis (17/2/2022).
Menurut pemda Saitama seorang siswa laki-laki berusia belasan tahun yang tinggal di kota tersebut meninggal, antara lain karena gejala demam pada tanggal 2 Februari 2022 dan menjalani pemeriksaan lalu ditemukan infeksi virus corona baru dikonfirmasi pada tanggal 6 Februari 2022.
Pria tersebut mengalami demam tinggi di atas 40 derajat Celcius, namun ketika seorang perawat kesehatan sedang mengamati kesehatannya dan merawatnya di rumah, kondisi fisiknya tiba-tiba berubah pada tanggal 7 Februari dan dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Kemudian dia meninggal.
Keluarga laki-laki meminta transportasi darurat pertama pada tanggal 6 Februari, tetapi selain tidak memiliki penyakit yang mendasarinya, tidak ada masalah dengan kadar oksigen dalam darah, dan tidak ada gejala seperti batuk atau sesak napas.
Pihak rumah sakit memutuskan bahwa itu tidak memenuhi standar untuk penyesuaian rawat inap, dan sedang melakukan observasi kesehatan oleh perawat kesehatan masyarakat.
Juga pada tanggal 7 Februari, ketika kondisi fisiknya tiba-tiba berubah, ketika ambulans tiba di rumahnya pada jam 8 pagi, kesadaran pria itu berkurang dan tekanan darahnya turun.
Meskipun demikian tidak dapat menemukan institusi medis yang dapat menanganinya dengan segera, dan akhirnya mulai mengangkut yang bersangkutan sekitar jam 9 pagi.
Setelah tiba di sebuah rumah sakit di prefektur Saitama dari pukul 09:30 hingga 10 pagi kemudian pemuda itu meninggal dunia tanggal 7 Februari 2022.
Kota Saitama mengatakan bahwa seorang pria mungkin telah meninggal karena gumpalan darah yang terkait dengan penyakit menular.
Pria itu telah divaksinasi dua kali.
Pemda kota Saitama berkata, "Sangat mengecewakan bahwa yang lebih muda meninggal. Itu adalah kasus yang sulit karena gejalanya berubah dengan cepat."
Penanganan penyakit, vaksinasi dan pengobatan corona banyak diperbincangkan kelompok pecinta Jepang. Mau bergabung kirimlah email ke: info@tribun.in