TRIBUNNEWS.COM - Gedung Putih memperingatkan tentang invasi Rusia ke Ukraina bisa terjadi kapan saja.
Namun, peringatan itu dinilai sebagai permainan politik yang dirancang untuk membantu Demokrat memenangkan kursi Senat.
Dikutip Al Jazeera, pendapat di atas tidak berasal dari pakar politik Capitol Hill, tetapi opini seorang wanita Ukraina tentang pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam beberapa pekan terakhir
Wanita tersebut melarikan diri dari wilayah Donetsk yang saat ini dikuasai militan.
Baca juga: AS Sebut Rusia Sudah Buat Daftar Orang-orang Ukraina yang akan Ditangkap atau Dibunuh
Baca juga: Saat Nenek 79 Tahun dari Ukraina Berlatih Perang, Demi Lindungi Anak Cucu dari Serangan Rusia
"Pada musim gugur, Biden akan terlihat seperti pahlawan super, seorang superman. Karena dia (pikir) mencegah Perang Dunia III," tutur Oksana Afenkina kepada Al Jazeera.
Meski pakar Capitol Hill mungkin tidak setuju dengannya, Afenkina merupakan satu dari mayoritas orang Ukraina yang tidak percaya Rusia akan menyerang.
Bahkan ketika ketegangan di perbatasan meningkat dengan lebih dari 150.000 tentara Rusia di dekat Krimea, hanya satu dari lima orang Ukraina yang berpikir konflik skala penuh tidak dapat dihindari.
Berdasarkan survei Institut Gorshenin, sebuah lembaga survei independen yang dilakukan antara 2 Februari dan 14 Februari 2022, hanya 20,4 persen orang Ukraina percaya (akan ada) invasi skala penuh.
Baca juga: Makin Panas, Militer Rusia Sebut 5 Penyusup Ukraina Tewas saat Terobos Perbatasan
Baca juga: Negara Tetangga Ukraina Siap-siap Kebanjiran Pengungsi jika Rusia Menginvasi
Data juga menunjukkan hanya 4,4 persen orang Ukraina yang bersikeras bahwa invasi pasti terjadi.
Sedangkan 62,5 persen secara mengejutkan berpikir bahwa invasi tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Sebaliknya, beberapa orang Ukraina, seperti Afenkina berpendapat bahwa negara bekas Soviet berpenduduk 44 juta jiwa, hanyalah pion dalam permainan geopolitik AS dan alat yang berguna untuk mengkonsolidasi dukungan dan mendapatkan suara.
"(Politik AS) bermain, mereka menggertak, karena pesan seperti itu menggerakkan pasar saham, membantu bisnis dan memecahkan masalah pribadi para politisim," kata wanita berusia 35 tahun itu.
Baca juga: Hentikan Konflik Rusia-Ukraina, Presiden Jokowi: Perang Tidak Boleh Terjadi
Ada sikap kritis
Diberitakan News24, seorang pengamat mengatakan ketidakpercayaan akan terjadi perang, berjalan seiring dengan ketidakpercayaan di Barat.