Amerika Serikat telah mengesampingkan kemungkinan untuk mengirimkan pasukan AS ke Ukraina untuk berperang.
Amerika Serikat telah memberikan lebih dari $2,5 miliar bantuan militer sejak 2014, termasuk rudal anti-tank Javelin, kapal patroli pantai, Humvee, senapan sniper, drone pengintai, sistem radar, penglihatan malam, dan peralatan radio.
Pasokan lebih lanjut dapat mencakup rudal anti-pesawat Stinger, senjata kecil dan kapal.
Turki telah menjual beberapa batch drone Bayraktar TB2 ke Kyiv, yang dikerahkannya untuk melawan separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.
Inggris memasok Ukraina dengan 2.000 rudal anti-tank jarak pendek yang dilaporkan pada Januari dan mengirim spesialis Inggris untuk memberikan pelatihan. Ini juga telah menyediakan kendaraan lapis baja Saxon.
Estonia mengatakan mengirim rudal anti-tank Javelin dan Latvia serta Lithuania menyediakan rudal Stinger. Republik Ceko mengatakan pihaknya berencana untuk menyumbangkan amunisi artileri 152mm.
Jerman menyatakan tidak akan mengirim senjata ke Ukraina, tetapi bersedia membiayai bersama sebuah rumah sakit lapangan senilai $6 juta dan memberikan pelatihan.
Bisakah Rusia Lakukan Invasi Skala Penuh?
Banyak analis militer mengatakan Moskow tidak mungkin melakukan invasi berskala penuh karena akan melibatkan perang yang panjang dan berantakan dengan korban yang tak terhindarkan.
Mereka memperkirakan Rusia memilih untuk menghancurkan serangan udara dan merampas beberapa wilayah daripada perang habis-habisan termasuk pertempuran untuk kota-kota besar.
Salah satu pilihan bagi Rusia adalah merangsek ke arah selatan dan barat dari wilayah Donbass di Ukraina timur, yang sudah dikendalikan oleh pasukan pro-Rusia, untuk terhubung dengan Krimea yang telah dicaplok dan Laut Hitam.
Ada juga kemungkinan bahwa pasukan di Belarus dapat melintasi perbatasan utara Ukraina sebagai bagian dari serangan.
Putin kemungkinan akan menghadapi tantangan dari warganya sendiri karena mengobarkan perang terhadap sesama bangsa Slavia, serta sentimen anti-Rusia yang intens di Ukraina.
Rusia telah mendapat sanksi karena memindahkan pasukan ke wilayah Ukraina yang dikuasai separatis, dan kemungkinan besar akan menghadapi sanksi yang jauh lebih keras untuk melakukan invasi berskala penuh.
Sumber: Reuters/VOA Indonesia/Kontan.co.id