TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin, dengan jelas menyatakan telah mengambil langkah operasi militer, seperti yang disiarkan dalam tayangan di Donbas.
Tujuannya adalah perlindungan orang-orang yang selama delapan tahun menderita pelecehan dan genosida dari rezim Kyiv.
Dikutip dari laman Twitter @AJEnglish, Rusia mendesak Ukraina untuk segera meletakkan senjata dan pulang.
Putin juga menjelaskan, semua prajurit tentara Ukraina yang mematuhi persyaratan ini, dapat dengan bebas meninggalkan area aksi militer dan kembali ke keluarga mereka.
Namun, siapa pun yang akan mencoba menghentikan Rusia dan selanjutnya menciptakan ancaman terhadap Rusia, kepada rakyat Rusia, harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dilakukan.
Rusia akan memberikan konsekuensi yang belum pernah dihadapi oleh 'pengganggu invasi Rusia'.
Putin menyatakan siap dengan hasil apapun.
Baca juga: Deklarasi Putin Sesaat sebelum Serangan Rusia, Sebut Tak Berniat Duduki Ukraina
Rusia Serang Ukraina
Pada Kamis (24/2/2022) ini, Moskow meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina, dikutip dari Al Jazeera.
Militer Ukraina mengatakan sekitar 50 pasukan Rusia tewas dan enam pesawat tempur hancur di tengah pertempuran di timur negara itu.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan darurat militer di seluruh negeri, mengatakan Ukraina akan "menang".
Presiden AS Joe Biden mengecam serangan "tidak beralasan dan tidak bisa dibenarkan".
Biden mengatakan dunia akan "meminta pertanggungjawaban Rusia" atas invasi terhadap Ukraina.
Sedangkan, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mendesak Putin untuk "menghentikan pasukan menyerang Ukraina".