News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Ubah Haluan, Presiden Ukraina Kini Minta Bantuan 'Negara Bucharest Nine', Bukan NATO

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris selama Konferensi Keamanan Munich di Munich, Jerman selatan, pada 19 Februari 2022. Selama Konferensi Keamanan Munich ke-58 yang berlangsung dari 18-20 Februari 2022, para diplomat dan pakar internasional bertemu untuk membahas topik seperti tatanan global, keamanan manusia dan transnasional, pertahanan atau keberlanjutan.

TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menuliskan cuitannya di akun Twitternya pada Jumat pagi waktu setempat bahwa ia telah berbicara dengan Presiden Polandia Andrzej Duda.

Dalam perbincangan itu, ia mengklaim Polandia bersama negara anggota Bucharest Nine akan memberikan bantuan kepada Ukraina untuk menekan pelaku agresi, dalam hal ini Rusia.

Perlu diketahui, anggota Bucharest Nine terdiri dari Polandia, Bulgaria, Republik Ceko, Hongaria, Latvia, Lithuania, Romania, Slovakia dan Estonia.

"Polandia dan anggota lain dari kelompok negara Bucharest Nine dapat membantu Ukraina dengan memberikan bantuan pertahanan, sanksi dan tekanan pada agresor. Bersama-sama kita harus menempatkan Rusia di meja perundingan. Kami membutuhkan koalisi anti-perang," cuit Zelenskyy.

Baca juga: Pengamat: NATO Tidak Akan Terburu-buru Melibatkan Diri Dalam Pertikaian Rusia-Ukraina

Dikutip dari laman Russia Today, Jumat (25/2/2022), Duda pun mengkonfirmasi panggilan itu dan menuliskan cuitan  bahwa 'menurut Zelenskyy, situasi di ibu kota Ukraina, Kiev, sangat sulit'.

Zelenskyy, kata Duda, menyampaikan klaim Ukraina bahwa Rusia menjatuhkan bom di daerah pemukiman di Kiev dengan tujuan yang diduga untuk menurunkan moral penduduk.

Sementara itu, Rusia telah membantah bahwa militernya menargetkan apapun, kecuali fasilitas dan pasukan militer Ukraina.

Bahkan negara yang dipimpin Presiden Vladimir Putin itu telah meminta pasukan reguler Ukraina untuk meletakkan senjata dan 'pulang'.

Perlu diketahui, sebelumnya Rusia melancarkan serangan terhadap Ukraina pada Kamis kemarin dengan tujuan yang diklaim untuk demiliterisasi dan merusak kekuasaan yang dimiliki elemen 'Nazi' di negara itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini