"Presiden ada di sini," kata Zelenskyy seperti diberitakan Kompas.com.
"Dan kita di sini. Kita semua di sini membela Kemerdekaan kita, negara kita. Akan terus begitu. Kemuliaan bagi para pembela kita! Kemuliaan bagi Ukraina!"
Pesannya mendapat banyak dukungan, karena orang-orang di Twitter memuji keputusan Zelenskyy untuk tetap tinggal.
"Dia akan berada di tempat orang-orangnya berada, Setiap Saat," kata salah satu pengguna Twitter.
Yang lain menulis, "Kami salut dan mendukung Anda, Pak. Kami mendukung Anda."
Lebih banyak pemimpin Ukraina berkumpul untuk mengangkat senjata dan melindungi negara mereka.
Seorang anggota parlemen Ukraina, Oleksiy Honcharenko, mengatakan kepada CNN bahwa dia telah memutuskan untuk tinggal dan melawan juga.
Dia bahkan pergi ke markas polisi untuk mengambil senjata.
Baca juga: Tentara Ukraina: Pasukan Rusia Menyerbu Kyiv dari Berbagai Arah
"Saya bukan tentara profesional sama sekali, tapi saya bisa mencoba dan saya bisa melakukan yang terbaik dan saya akan melakukannya jika pasukan Rusia memasuki Kiev," kata Honcharenko melansir Newsweek pada Jumat (25/2/2022).
Ada laporan lebih lanjut bahwa warga sipil juga berkumpul di kota itu.
Radio Free Europe melaporkan bahwa di jalan-jalan Kiev, orang-orang Ukraina bersenjata dengan pakaian sipil "membawa AK-47 dan, dalam satu kasus, sebuah RPG."
Dan Kementerian Pertahanan Ukraina mengunggah di media sosial, "Kami mendesak warga untuk memberi tahu kami tentang pergerakan pasukan, membuat bom Molotov, dan menetralisir musuh."
Parlemen Ukraina pada Rabu (23/2/2022) memberikan suara untuk menyetujui undang-undang yang memberi warga negara hak untuk memanggul senjata, hanya beberapa jam sebelum serangan Rusia, menurut laporan Reuters.
Pejabat AS mengatakan kepada CNN bahwa mereka khawatir Kiev bisa jatuh di bawah kendali Rusia dalam beberapa hari.