TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia meledakkan pipa gas alam di Kota Kharkiv, Ukraina pada Minggu (27/2/2022).
Hal ini diinformasikan Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina.
Dilaporkan Reuters, ledakan berbentuk jamur terekam dalam video yang tersebar di aplikasi Telegram.
Belum jelas seberapa vital pipa gas yang diledakkan militer Rusia dan apakah ledakan itu dapat mengganggu distribusi gas ke luar kota atau negara.
Meskipun di tengah situasi perang, Ukraina tetap mengirimkan gas alam Rusia ke Eropa.
Menurut laporan AP News, Dinas Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi memperingatkan bahwa ledakan tersebut dapat menyebabkan "bencana lingkungan".
Baca juga: Konflik Rusia dan Ukraina Dinilai Akan Berpengaruh pada Harga Pangan di Indonesia
Baca juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Dikabarkan Terima Proposal Putin, Siap untuk Pembicaraan Damai
Pihaknya mengimbau penduduk untuk menutupi jendela mereka dengan kain lembab atau kain kassa dan banyak minum.
Jaksa Agung Ukraina, Iryna Venediktova, mengatakan pasukan Rusia tidak dapat merebut Kharkiv.
Namun di sana sedang terjadi pertempuran yang sengit.
Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina berpenduduk 1,5 juta ini terletak 40 km dari perbatasan Rusia.
Pasukan Ukraina terus melancarkan perlawanan untuk memperlambat militer Rusia mendekati Ibu Kota Kyiv.
Di saat yang sama, AS dan Uni Eropa mengirimkan amunisi dan senjata ke Kyiv serta mengumumkan sanksi keuangan untuk mengisolasi Moskow.
Pemerintah Ukraina memberlakukan jam malam 39 jam untuk mencegah warga keluar ke jalanan.
Diperkirakan, lebih dari 150.000 warga Ukraina melarikan diri ke Polandia, Moldova, dan negara tetangga lainnya untuk menyelamatkan diri.
PBB memperingatkan bahwa jumlah pengungsi bisa meningkat hingga 4 juta jiwa jika pertempuran terus terjadi.
Pada Minggu (27/2/2022) dini hari, sebuah ledakan besar menerangi langit di selatan Kyiv.
Kantor Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, salah satu ledakan terjadi di dekat bandara Zhuliany dan wali kota Vasylkiv mengatakan sebuah pangkalan minyak terkena.
Kantor Kepresidenan juga mengatakan pasukan Rusia meledakkan pipa gas di Kharkiv, kota terbesar kedua di negara itu.
Hingga saat ini, Presiden Rusia Vladimir Putin belum mengungkapkan rencananya atas Ukraina.
Namun pemimpin Barat yakin dia bertekad menggulingkan pemerintah Ukraina dan mengganti dengan rezimnya sendiri.
Putin disebut akan menggambar ulang peta Eropa dan menghidupkan kembali pengaruh era Perang Dingin Moskow.
Baca juga: Kemhan Rusia Tuding Nasionalis Ukraina Serang Starobelsk dengan Sistem Grad
Baca juga: Pasukan Rusia Klaim Warga Melitopol Ukraina Menyambut Mereka dengan Bendera Merah
PBB Catat 240 Korban Sipil
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengonfirmasi sedikitnya 240 korban sipil, termasuk sedikitnya 64 orang tewas, dalam pertempuran di Ukraina sejak Rusia menginvasi pada Kamis lalu.
Kendati demikian, jumlah korban sebenarnya diyakini lebih banyak karena laporan masih dalam proses konfirmasi.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyampaikan perhitungan korban ini pada Sabtu (26/2/2022).
OCHA juga mengatakan, kerusakan infrastruktur sipil telah membuat ratusan ribu orang kehilangan akses ke listrik atau air.
Sebelumnya pada Jumat (25/2/2022) pagi, kantor hak asasi manusia melaporkan ada 127 korban sipil yang mana 25 diantaranya tewas dan 102 terluka karena penembakan dan serangan udara.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)