Pasangan Natalia saat ini pun memiliki tiga anak.
'Anak saya ke sana bukan atas kehendaknya sendiri'
Ketika ditanya apa yang dia rasakan tentang invasi Rusia ke Ukraina, Natalia mengaku tidak mengikuti politik atau menonton berita.
"Sejujurnya saya tidak mengerti untuk apa semua ini," katanya.
"Di negara kami, sebagian orang tidak punya apa-apa untuk dimakan. Saya tidak mengerti perang atau aksi militer apa pun."
Dapat dimengerti bahwa dia tertekan dengan membaca komentar media sosial tentang penempatan putranya ke konflik itu, terutama yang bernada ancaman terhadap Rafik dan tentara Rusia lainnya yang mungkin telah ditahan di Ukraina.
"Anak saya ke sana bukan atas kehendaknya sendiri, panglimanya yang mengirim dia ke sana," katanya.
"Untuk apa? Saya tidak bisa menjawabnya. Kami - baik saya maupun anak saya - tidak membutuhkannya."
"Kepada siapa saya harus memohon untuk mendapatkan anak saya kembali?" tanya Natalia.
Jumlah Korban
Menurut militer Ukraina, meskipun konflik militer antara Rusia dan Ukraina baru dimulai beberapa hari yang lalu, Rusia telah mengalami kerugian besar.
Newsweek telah melaporkan kerugian nyata yang dihadapi Rusia sejak menginvasi negara itu pada hari Kamis. Lebih dari 3.500 tentara Rusia telah tewas sejak invasi dimulai dan pasukan Putin terus mendorong menuju ibukota Ukraina, Kyiv.
Selain ribuan korban tewas, hampir 200 anggota militer Rusia juga telah ditangkap, kata Angkatan Bersenjata Ukraina, Sabtu.
Rusia juga kehilangan 14 pesawat, delapan helikopter, 102 tank, 536 kendaraan bersenjata, 15 senapan mesin berat dan satu rudal BUK sejak invasi dimulai, kata militer Ukraina.
Sebagai perbandingan, kurang dari 2.500 tentara AS tewas di Afghanistan, perang yang berlangsung selama dua dekade.
Sumber: Newsweek/BBC/Tribun Medan