Laporan Wartawan Tribunnews,com, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Stasiun Radio Rusia, Echo Moskvy dihentikan siarannya pada Selasa (1/3/2022) kemarin karena meliput kabar mengenai invasi Rusia terhadap Ukraina.
Langkah melawan Echo Moskvy, salah satu stasiun radio tertua di Rusia, muncul saat meningkatnya tekanan media independen Rusia untuk terus mengikuti arahan resmi dari Kremlin saat meliput mengenai invasi Rusia ke Ukraina.
Baca juga: Ratusan Anak di Ukraina Diungsikan Sementara ke Sebuah Sekolah di Lviv
Melansir dari expressnews.com, sebelumnya pihak berwenang Rusia juga mengancam akan memblokir salah satu stasiun TV independen terkemuka di Rusia, Dozhd TV.
Kantor Kejaksaan Agung menuduh Dozhd dan Echo Moskvy telah menyebarkan konten yang menghasut kegiatan ekstrem, serta informasi palsu mengenai tindakan personel militer Rusia sebagai bagian dari operasi khusus di Ukraina.
Baca juga: Ukraina Menerima Donasi Senilai 5,8 Juta Dolar AS dari Pendiri Platform Polkadot
Kantor Kejaksaan Agung mengatakan mereka akan mengambil tindakan terhadap dua media tersebut salah satunya dengan melakukan penutupan atau penghentian siaran. Situs web Echo Moskvy dan Dozhd TV tetap bisa diakses pengguna internet di Rusia pada Selasa malam. Namun regulator komunikasi dan media Rusia, Roskomnadzor mengonfirmasi mereka akan membatasi akses ke dua situs tersebut.
Pemimpin redaksi Echo Moskvy, Alexei Venediktov menolak tuduhan yang diberikan karena tidak adanya bukti yang berdasar.
"Itu tidak didukung oleh contoh apa pun, bukti apa pun (dan) tidak berdasar dan menyinggung jurnalis dan warga Rusia. Stasiun akan menentang keputusan ini di pengadilan. Kami melihat komponen politik di dalamnya, serta pengenalan sensor, yang secara langsung dilarang oleh Konstitusi Rusia," kata Venediktov.
Sedangkan Dozhd TV mengeluarkan pernyataan sama dengan Echo Moskvy, dengan menolak tuduhan yang diberikan dan mengatakan jika mereka telah mengikuti undang-undang Rusia dengan ketat dalam liputan mereka.
Setelah Rusia menyerang Ukraina, pejabat Rusia memberikan ancaman akan menutup media independen yang melakukan liputan menyimpang mengenai adanya serangan tersebut, termasuk informasi yang menggambarkan serangan itu sebagai “invasi” atau “perang”.
Kabar terakhir, situs web Current Time, saluran TV Rusia yang diluncurkan oleh Radio Free Europe/Radio Liberty yang didanai AS yang kerap memberikan kritik terhadap Kremlin, tidak tersedia pada hari Minggu kemarin, setelah saluran ini menerima pemberitahuan dari pihak berwenang.