PBB Akui Warga Asing Menghadapi Rasisme di Perbatasan Ukraina
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengakui bahwa beberapa pengungsi non-Eropa telah menghadapi diskriminasi ketika mencoba melarikan diri ke tempat yang aman di perbatasan Ukraina.
Filippo Grandi, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, mengakui penderitaan mereka, dikutip Tribunnews dari The Independent.
“Ada perlakuan yang berbeda ( antara orang Ukraina dan Non-Ukraina). Seharusnya sama sekali tidak ada diskriminasi antara orang Ukraina dan non-Ukraina, orang Eropa dan non-Eropa. Semua orang melarikan diri dari risiko yang sama.”
PBB berencana untuk campur tangan mencoba memastikan bahwa setiap orang menerima perlakuan yang sama, tambah Grandi.
Baca juga: Cegah Invasi Rusia Lewat Jalur Laut, Turki Tutup Selat Bhosporus dan Dardanelles
Sebelum ini, Christine Pirovolakis, Pejabat Hubungan Eksternal Senior di Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) cabang Inggris, mengatakan:
“UNHCR mengetahui laporan tentang individu yang menghadapi tantangan memasuki Polandia dari Ukraina dan kini oragnisasi sedang menindaklanjutinya.
“Kami menganjurkan akses keamanan untuk semua, tanpa memandang status hukum, kebangsaan dan ras mereka serta akses suaka bagi mereka yang ingin mencari suaka.”
Ini terjadi setelah sejumlah pengungsi kulit hitam, Asia Selatan, dan Mediterania berbagi akun tentang pemblokiran di perbatasan ketika mencoba melakukan penyeberangan sementara orang kulit putih Ukraina diprioritaskan.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)