Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Pesawat pembom garis depan Sukhoi Su-34 milik Rusia diklaim telah menghancurkan fasilitas militer nasionalis Ukraina dalam serangan dengan senjata presisi tinggi.
Hal ini terekam dalam video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia pada hari Minggu waktu setempat.
"Awak pembom Sukhoi Su-34 telah menghancurkan infrastruktur militer unit paramiliter nasionalis Ukraina dengan sarana peluncuran udara presisi tinggi," kata kementerian itu terkait video tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (6/3/2022), video itu menunjukkan lepas landasnya beberapa pesawat pembom garis depan Su-24 dan Sukhoi Su-34 yang sarat dengan bom penerbangan dari sebuah lapangan terbang.
Kamera kemudian beralih ke ruang lingkup pilot, menunjukkan peluncuran rudal udara-ke-permukaan, kemudian pesawat melakukan manuver pertempuran udara.
Terkait invasi yang dilakukan Rusia terhadap Ukraina, perlu diketahui, Rusia telah melancarkan operasi militer khusus di Ukraina sejak 24 Februari lalu setelah Ukraina gagal mengimplementasikan perjanjian Minsk dan menyelesaikan konflik di Donbass secara damai.
Baca juga: Rusia Siap Berikan Balasan Keras untuk Inggris, Buntut Sanksi Ekonomi hingga Bantu Ukraina
Presiden Rusia Vladimir Putin pun mengatakan bahwa negaranya idak punya pilihan lain selain bertindak, setelah berminggu-minggu terjadi aksi penembakan terhadap Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) yang diklaim dilakukan oleh pasukan Ukraina.
Dengan demikian, ia kemudian memerintahkan pasukannya untuk melakukan 'demiliterisasi dan denazifikasi' negara tetangganya itu.
Rusia bahkan mengklaim telah berulang kali memperingatkan negara-negara Barat agar tidak mengirimkan persenjataan canggih mereka ke Ukraina.
Putin menilai bahwa hal itu akan membuat Ukraina berani dan mendorongnya untuk mencoba menyelesaikan konflik di Donbass dengan menggunakan militernya.
Sebelumnya, The Washington Post melaporkan bahwa AS telah mengirim perangkat keras militer senilai ratusan juta dolar AS ke Ukraina sejak Desember 2021, beberapa bulan sebelum keputusan Rusia untuk meluncurkan operasi militer khusus.
Baca juga: Turki Tentang Sanksi Barat ke Rusia, Erdogan akan Hubungi Putin Minta Serangan ke Ukraina Dihentikan