News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

3.500 Orang Ditahan karena Ikut Serta dalam 'Demonstrasi Tak Berizin' di Rusia

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Malvyandie Haryadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah gambar menunjukkan kerusakan di pintu masuk gedung setelah penembakan oleh pasukan Rusia di Constitution Square di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, pada 2 Maret 2022. - Pada hari ketujuh pertempuran di Ukraina pada 2 Maret, Rusia mengklaim kendali atas kota pelabuhan selatan Kherson, pertempuran jalanan berkecamuk di kota terbesar kedua Ukraina Kharkiv, dan Kyiv bersiap menghadapi serangan Rusia yang ditakuti. (Photo by Sergey BOBOK / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Lebih dari 3.500 orang telah ditahan di Moskwa, St Peterburg, dan kota lainnya di Rusia karena ikut serta dalam aksi demonstrasi yang tidak sah.

Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia, Irina Volk pada hari Minggu kemarin.

Dikutip dari laman TASS, Senin (7/3/2022), Unit Kementerian Dalam Negeri Rusia dan lembaga penegak hukum lainnya di negara itu memastikan diberlakukannya "hukum serta ketertiban untuk acara publik yang tidak sah' di sejumlah wilayah Rusia.

"Sekitar 2.500 orang ambil bagian dalam aksi demonstrasi tidak sah di Moskwa dan sekitar 1.700 dari mereka ditahan. Lalu ada sekitar 1.500 orang yang ambil bagian dalam unjuk rasa semacam itu di St. Petersburg, dengan 750 diantaranya ditahan. Kemudian sebanyak 1.200 orang ambil bagian dalam aksi di wilayah lain, 1.061 diantaranya ditahan," kata kementerian itu.

Baca juga: Dampak Invasi, Netflix Hentikan Layanannya di Rusia

Seruan unjuk rasa menentang operasi militer khusus Rusia memang telah menggema di sejumlah kota di Rusia pada hari minggu kemarin dan disebarluaskan melalui internet.

Kementerian Dalam Negeri Rusia pun memperingatkan bahwa upaya untuk mengorganisir demonstrasi yang tidak sah ini akan digagalkan dan organisasi serta pesertanya harus bertanggung jawab.

Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus terhadap Ukraina.

Langkah itu ia anggap sebagai upaya untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini