Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, MOSKWA - Lebih dari 3.500 orang telah ditahan di Moskwa, St Peterburg, dan kota lainnya di Rusia karena ikut serta dalam aksi demonstrasi yang tidak sah.
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Kementerian Dalam Negeri Rusia, Irina Volk pada hari Minggu kemarin.
Dikutip dari laman TASS, Senin (7/3/2022), Unit Kementerian Dalam Negeri Rusia dan lembaga penegak hukum lainnya di negara itu memastikan diberlakukannya "hukum serta ketertiban untuk acara publik yang tidak sah' di sejumlah wilayah Rusia.
"Sekitar 2.500 orang ambil bagian dalam aksi demonstrasi tidak sah di Moskwa dan sekitar 1.700 dari mereka ditahan. Lalu ada sekitar 1.500 orang yang ambil bagian dalam unjuk rasa semacam itu di St. Petersburg, dengan 750 diantaranya ditahan. Kemudian sebanyak 1.200 orang ambil bagian dalam aksi di wilayah lain, 1.061 diantaranya ditahan," kata kementerian itu.
Baca juga: Dampak Invasi, Netflix Hentikan Layanannya di Rusia
Seruan unjuk rasa menentang operasi militer khusus Rusia memang telah menggema di sejumlah kota di Rusia pada hari minggu kemarin dan disebarluaskan melalui internet.
Kementerian Dalam Negeri Rusia pun memperingatkan bahwa upaya untuk mengorganisir demonstrasi yang tidak sah ini akan digagalkan dan organisasi serta pesertanya harus bertanggung jawab.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan dalam pidato yang disiarkan televisi nasional negara itu pada 24 Februari lalu bahwa sebagai tanggapan atas permintaan para Kepala Republik Donbass, ia telah membuat keputusan untuk melakukan operasi militer khusus terhadap Ukraina.
Langkah itu ia anggap sebagai upaya untuk melindungi orang-orang 'yang telah mengalami pelecehan dan genosida selama 8 tahun oleh rezim Ukraina'.