Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Situs web Ukraina diserang tanpa henti oleh peretas Rusia.
Hal itu terjadi sejak negara beruang putih ini melancarkan invasi pada Ukraina.
Namun mereka mengaku akan tetap bertahan.
Berdasarkan postingan Twitter, Layanan Komunikasi Khusus dan Perlindungan Informasi Negara Ukraina yang dikutip dari Reuters.com, mengatakan peretas Rusia terus menyerang sumber daya informasi Ukraina tanpa henti.
Badan Pengawas Siber Ukraina mengatakan pada Sabtu (5/3/2022), beberapa situs penting seperti situs milik kepresidenan, parlemen, kabinet, kementerian pertahanan dan kementerian dalam negeero ikut terkena penolakan layanan terdistribusi (DDoS) yang bekerja dengan mengarahkan firehose lalu lintas ke server yang ditargetkan, sehingga membuat situs-situs tersebut offline.
Namun Badan Pengawas Siber Ukraina berujar mereka akan tetap bertahan di tengah serangan siber Rusia.
"Kami akan bertahan! Di medan perang dan di dunia maya!" kata Badan Pengawas Siber Ukraina.
Baca juga: Delapan Rudal Presisi Rusia Hancurkan Bandara Vinnytsia Ukraina, Zelensky Pertanyakan Bantuan NATO
Baca juga: Rusia Telah Luncurkan 600 Rudal Untuk Hancurkan Ukraina, 95 Persen Pasukan Tempur Dikerahkan
Baca juga: Tak Mampu Kuasai Langit Ukraina, Perlahan Mulai Terungkap, Kelemahan Utama AU Rusia di Medan Perang
Kementerian luar negeri Rusia tidak memberikan komentar mengenai tuduhan tersebut. Rusia sebelumnya telah membantah menjadi dalang di balik serangan dunia maya, termasuk serangan yang mempengaruhi pemilihan AS. Namun, situs Rusia juga dilaporkan mendapat serangan DDoS.
Sementara, Ukraina meminta peretas bawah tanahnya untuk membantu melindungi infrastruktur penting negara itu dan melakukan misi mata-mata dunia maya terhadap pasukan Rusia.
Pada Jumat (4/3/2022), Pusat Koordinasi Nasional Rusia untuk Insiden Komputer mengatakan telah terjadi serangan komputer besar-besaran pada sumber informasi Rusia.