TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dua pekan sudah Rusia menggelar operasi militer ke Ukraina.
Tanggapan dari sejumlah negara dipertanyakan.
Awal Maret lalu, sembilan dari 11 negara Asia Tenggara mendukung resolusi Majelis Umum PBB untuk menegur Moskow atas invasinya dan menyerukan perdamaian.
Sementara Vietnam dan Laos, dua mitra bersejarah Rusia, menyatakan abstain.
Pakar Hubungan Internasional Synergy Policies Marzuki Darusman menilai konflik Rusia-Ukraina yang terjadi saat ini dapat mempengaruhi ASEAN, khususnya Myanmar dalam mengimplementasikan Konsensus Lima Poin (Five-Point Consensus).
Baca juga: PBB: Cina dan Rusia Pasok Jet Tempur untuk Junta Myanmar
Apa itu lima konsesus dapat disimak di bagian akhir berita
Dalam diskusi daring yang bertajuk “Speaking-Up: ASEAN Reactions to the Ukraine Crisis” di Jakarta, Selasa malam lalu, Marzuki menyebutkan tiga dampak yang berpotensi mempengaruhi situasi politik di wilayah Asia Tenggara:
1. Pertama, hubungan antara junta Myanmar dengan Rusia. “Dampak dari krisis ini dapat memperkuat junta di Myanmar yang saat ini bisa memasuki ruang antara Barat dan Timur dan memiliki peran di politik global,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut dia, junta akan mendapatkan kepercayaan diri akan posisinya di Myanmar yang dapat memicu masuknya pasukan dari luar ke dalam konflik internal.
2. Kedua, Junta Myanmar dapat mempengaruhi hubungan antarnegara ASEAN dan berdampak pada implementasi Konsensus Lima Poin.
3. "Semua ini akan menyebabkan situasi di Myanmar akan semakin berlarut-larut, akhirnya terdorong ke arah solusi konflik yang cacat. Kita perlu waspada akan hal ini. Sehingga mulai dari sini dengan latar belakang Krisis Ukraina, yang tidak menyatu dengan situasi di Myanmar, segera kita akan melihat resolusi tentang hal itu.”
Kasus Ukraina dan Myanmar
Sementara, pembicara lain dalam diskusi tersebut, Menteri Kerja Sama Internasional pemerintah bayangan Myanmar (NUG) Dr. Sasa meminta ASEAN menyikapi krisis Myanmar sebagaimana Uni Eropa (EU) menghadapi krisis di Ukraina pascainvasi Rusia.
“Bagaimana respons ASEAN terhadap krisis Myanmar, kita harus berkaca. Kita harus belajar dari Uni Eropa (UE), responsnya sangat baik untuk Ukraina,” kata Sasa.