News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Soal Sanksi Migas, Rusia Tak Gentar: Kita Memiliki Pasar Pemasok

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemerintah Rusia terlihat santai menanggapi sanksi migas yang diberlakukan terhadap pihaknya. Mereka menyatakan memiliki pembeli yang cukup.

Untuk menangani sanksi yang didapatkan Rusia, pihaknya saat ini mengirim migas ke China melalui pipa gas milik Power of Siberia.

Selain itu, Rusia juga menjalin kerjasama jangka panjang dengan negara-negara Asia lain terkait migas yang mana akan dikirim melalui Mongolia.

Saat ini, infrastruktur pipa gas milik Rusia tidak mampu untuk mengubah arah pengirimannya.

Namun, apabila kerjasama disetujui, maka pipa gas Rusia dapat terkoneksi dengan lebih banyak negara lain sekaligus mengurangi ketergantungan Rusia kepada Eropa untuk membeli migas miliknya.

Sanksi AS: Larang Impor Migas dari AS

Presiden AS Joe Biden berbicara selama pertemuan virtual tentang mengamankan rantai pasokan mineral penting di Auditorium Pengadilan Selatan dekat Gedung Putih di Washington, DC, pada 22 Februari 2022. (Brendan SMIALOWSKI / AFP)

Diberitakan Tribunnews sebelumnya, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan akan menghentikan impor sumber daya alam (SDA) dari Rusia pada Selasa (8/3/2022).

Adapun beberapa SDA yang akan disetop untuk diimpor dari Rusia antara lain minyak mentah, liquefied natural gas (LNG), dan batu bara.

Keputusan ini berdasarkan konsultasi dengan sekutu AS di Eropa yang mana lebih bergantung terhadap impor energi dari Rusia.

Baca juga: Ukraina Tuding Putin Lakukan Terorisme Nuklir, Rusia: Pentagon Danai Senjata Biologis di Ukraina

Gedung Putih mengumumkan pada Selasa kemarin bahwa Biden akan mengumumkan tindakan lanjutan untuk ‘menyerang’ keuangan Rusia akibat invasi yang dilakukannya terhadap Ukraina.

Namun terkait tindakan lanjutan ini, Biden belum memberikan rincian yang bakal dilakukan.

Hanya saja di sisi lain, harga minyak mentah naik 4 persen menjadi 124 dolar AS pada Selasa kemarin.

Sehingga membuat keputusan untuk menghentikan impor minyak membantu mendorong harga minyak mentah ke level tertinggi sejak tahun 2008.

Kemudian terkait keputusan ini, Kongres AS menginginkan percepatan agar Pemerintah AS segera melakukan tindakan tersebut pada minggu ini.

Hal ini membuat Biden juga harus bertindak lebih cepat lagi.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini