Diketahui, penghentian impor gas dan minyak dari Rusia adalah sanksi terbanyak yang dilakukan oleh AS dan negara-negara di Eropa dalam rangka untuk memberikan efek ekonomi kepada Rusia.
Kemudian terkait porsi impor minyak mentah Rusia terhadap AS sebanyak tiga persen dari total impor minyak mentah secara keseluruhan.
Data ini berdasarkan pengumuman dari Kementerian Energi AS.
Secara keseluruhan, impor minyak dan minyak bumi merepresentasikan sekitar delapan persen dari total impor minyak mentah yang dilakukan AS pada tahun 2022.
Data tersebut menunjukkan penurunan sejak tahun 2017 berdasarkan data dari firma intelejen, Kpler.
AS sendiri merupakan negara yang relatif menjadi pengimpor sebagian kecil dari energi milik Rusia dibandingkan dengan negara-negara di Eropa.
Untuk sekarang, dampak dari penghentian impor minyak oleh AS adalah kemungkinan kenaikan harga minyak global yang diperkirakan mencapai 140 dolar AS per barel.
Pertanyaan pun menyeruak di kalangan pemasok minyak terkait berapa lama penghentian impor dilakukan serta apakah pasokan minyak dari Iran dan Venezuela dapat memenuhi kebutuhan nasional.
Baca juga: Facebook dan Instagram Izinkan Seruan Kekerasan Terhadap Rusia
Lantas, Pemerintah AS telah mengadakan diskusi tertutup dan mengatakan pihaknya akan segera melakukan transisi untuk mengembangkan dan memperbarui produksi energi dalam negeri.
Hal senada juga dilakukan oleh Inggris untuk mengurangi suplai migas dari Rusia alih-alih menyetopnya.
Namun negara Eropa lain terlihat sangat keberatan untuk melakukan penyetopan terhadap impor migas ke Rusia seperti apa yang dilakukan AS atau mengurangi layaknya kebijakan dari Inggris.
Kemudian untuk beberapa perusahaan migas di Rusia telah memberikan sanksi sendiri dengan menghentikan operasi di Rusia.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina