TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 2.100 penduduk kota pelabuhan Mariupol, Ukraina telah tewas sejak invasi Rusia dimulai.
Dewan Kota Mariupol di Telegram mengatakan pada Minggu (13/3/2022), pasukan Rusia telah membunuh 2.187 penduduk Mariupol.
"Setiap hari Mariupol menderita serangan udara oleh fasis Rusia. Setidaknya 22 pemboman kota damai selama 24 jam terakhir. Sekitar 100 bom telah dijatuhkan di Mariupol," bunyi pernyataan itu, sebagaiman dikutip dari ukrinform.net.
"Setiap pemboman membawa kehancuran yang mengerikan dan menghilangkan kehidupan Mariupol yang damai."
"Hingga saat ini, 2.187 warga Mariupol telah tewas akibat serangan Rusia. Semoga kenangan mereka hidup selamanya," kata pernyataan itu.
Dewan Kota juga menyatakan bahwa situasi di Mariupol masih sangat sulit.
Baca juga: Pasukan Rusia Gempur Kota Mariupol, 1.500 Orang Dilaporkan Tewas
Baca juga: Rusia Bombardir Pangkalan Militer di Wilayah Lviv Dekat Polandia, 8 Rudal Ditembakkan
Tidak ada listrik, air, panas, hampir tidak ada komunikasi seluler di kota, serta kehabisan makanan dan air.
"Hari ini, kaum fasis Rusia terus membom kota itu dari pesawat. Sektor perumahan di persimpangan Jalan Nakhimova dan Jalan Italiiska ditembaki, dan pemogokan juga dilakukan di area bioskop Savona. Selain itu, ada laporan tentang penembakan gedung Universitas Negeri Mariupol," bunyi pernyataan itu.
Serangan Rusia menjadi ancaman terbesar bagi 400.000 penduduk Mariupol, yang saat ini terjebak di kota.
"Oleh karena itu, penutupan langit (larangan terbang) oleh NATO di atas Ukraina atau penyediaan sistem pertahanan udara yang diperlukan adalah solusi yang dapat menyelamatkan ratusan ribu nyawa tak berdosa di seluruh Ukraina," kata Dewan Kota.
Laporan sebelumnya mengatakan bahwa pasukan Rusia telah menyebabkan bencana kemanusiaan terburuk di Mariupol.
Tidak dapat mengalahkan tentara Ukraina, penjajah mengebom warga sipil dan memblokir kedatangan bantuan kemanusiaan.
Serangan di Lviv
Rusia telah menembakkan rudal di dekat kota Lviv dan menghantam sebuah pangkalan militer besar di dekat perbatasan Polandia pada hari Minggu (13/3/2022).