Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang mengirimkan kapal induk sweeping besar, Uraga dan Hirado ke Kamboja, Selasa (15/3/2022) lalu.
Pengiriman kapal induk ini dalam rangka menahan lebih lanjut ekspansi dan kekuatan laut China serta sekaligus memberikan rasa nyaman negara-negara di Asia.
"Kapal-kapal Pasukan Bela Diri Maritim Jepang (MSDF) telah mengunjungi titik kunci di Kamboja selatan dekat Laut China Selatan, di mana China memperkuat kemajuan angkatan lautnya," ungkap sumber Tribunnews.com, Kamis (17/3/2022).
Jepang memiliki tujuan untuk menahan China, yang menjadi lebih berpengaruh di kawasan itu.
Kapal induk sweeping Pasukan Bela Diri Maritim "Uraga" dan kapal sweeping "Hirado" memasuki Pelabuhan Sihanoukville di Kamboja selatan pada Selasa (15/3/2022) pagi.
Sebuah upacara diadakan di pelabuhan.
"Untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, kedua negara akan membawa perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran ke seluruh kawasan dengan memastikan ketertiban internasional berdasarkan aturan hukum yang ada. Kami dapat bekerja sama lebih erat dan lebih lanjut," ungkap Duta Besar Jepang Masahiro Mikami.
Wakil Perdana Menteri Kamboja dan Menteri Pertahanan Tia Bang mengatakan, "Kami menyambut baik seruan ini untuk lebih memperkuat dan mengembangkan kerja sama pertahanan antara kedua negara."
Sihanoukville terletak di dekat Laut Cina Selatan, di mana Cina memperkuat ekspansi lautnya, dan dalam beberapa tahun terakhir telah mengalami perkembangan yang signifikan dengan investasi dari Cina.
Pemerintah AS juga telah menyatakan keprihatinan serius atas pangkalan Liam Angkatan Laut Kamboja di Sihanoukville, dengan mengatakan bahwa militer China sedang membangun gedung tersebut.
Beberapa anggota yang singgah di pangkalan tersebut pada tanggal 16 Maret, dan ada keinginan untuk menghilangkan kekhawatiran tersebut di balik undangan dari pihak Kamboja.
Sementara Kamboja juga mementingkan hubungan dengan China, yang merupakan investor terbesar, Jepang memiliki tujuan untuk menahan China dengan mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di kawasan itu.
Pangkalan Angkatan Laut Liam di Kamboja bagian selatan merupakan lokasi strategis di dekat Laut China Selatan, di mana negara-negara seperti China dan Asia Tenggara bersaing memperebutkan kedaulatan.