News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Perang Rusia-Ukraina Masih Lanjut, SBY Suarakan Gencatan Senjata untuk Salurkan Bantuan Kemanusiaan

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Susilo Bambang Yudhoyono saat menjabat sebagai Presiden RI.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendorong PBB, Rusia, dan Ukraina serta pihak-pihak yang terlibat dalam perang Rusia-Ukraina untuk menyepakati gencatan senjata dengan alasan kemanusiaan.

"Dari sumber-sumber yang kredibel dan dapat dipercaya penderitaan penduduk (non kombatan) memang exist dan telah melampaui batas normal," kata SBY melalui tulisan di situs The Yudhoyono Institute yang dikutip pada Kamis (15/3/2022).

Menandai hari ke-19 perang Rusia-Ukraina, SBY menolak menggunakan istilah 'operasi militer khusus' yang digunakan Rusia.

SBY mengatakan secara moral, pihak-pihak yang berperang harus membukakan jalan untuk pemberian bantuan kenanusiaan melalui gencatan senjata sementara (truce).

"Truce ini harus dihormati dan dipatuhi oleh kedua belah pihak. Masyarakat internasional, utamanya PBB, tidak boleh abstain dan tidak peduli dengan aksi kemanusiaan ini," ujar SBY.

Baca juga: Pengadilan Internasional PBB Perintahkan Rusia Hentikan Serangan ke Ukraina

Berdasarkan pengalamannya, SBY mengakui memang tidak mudah mencari solusi damai dari konflik atau perang bersenjata yang sudah terjadi.

Saat masih aktif dalam dinas militer dengan pangkat Brigjen, SBY pernah memimpin pasukan perdamaian PBB di zona konflik Bosnia-Herzegovina selama enam bulan pada tahun 1996.

Selain itu, saat menjadi Menko Polsoskam pada era Presiden Gus Dur dan Menko Polkam pada era Presiden Megawati, SBY terlibat aktif menyelesaikan konflik horisontal di Sampit, Poso, Ambon dan Maluku Utara.

Saat menjadi Presiden, SBY berhasil menyelesaikan konflik bersenjata di Aceh yang sudah berlangsung 29 tahun.

Presiden SBY juga terlibat aktif dalam upaya dunia mengatasi konflik Suriah pada pertemuan G20 di Rusia.

"Saya amat tahu bahwa situasinya sangat tidak mudah, dan semakin rumit ketika negara-negara Barat menjatuhkan sanksi ekonomi yang berat terhadap Rusia. Saya bukan pula seorang utopis. Dalam hubungan internasional dan politik luar negeri saya berpijak pada aliran realisme. Dunia tak seindah bulan purnama. Kita semua harus siap dan bisa hidup dalam dunia yang tak pernah damai dan menjadi ajang benturan kepentingan nasional yang juga tak akan pernah usai," tegas SBY.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (AFP)

Tapi SBY mengingatkan agar semua pihak selalu optimis.

"Kondisi dan situasi yang berat itu jangan menyurutkan prakarsa dan aksi nyata untuk mencegah terjadinya krisis kemanusiaan akibat perang, di manapun di dunia ini. Tidakkah dalam politik segalanya menjadi mungkin. Otto von Bismarck pernah mengatakan bahwa politics is the art of the possible?" tanya SBY secara retorik.

"Situasi di Ukraina , sebagaimana situasi di Suriah, ataupun situasi di Yugoslavia dulu, selalu ada jalan untuk mencegah dan mengakhiri penderitaan kemanusiaan yang tak semestinya terjadi. If there is a will, there is a way. Jika ada kemauan, ada jalan," tegas SBY.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini