TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) secara memberlakukan larangan terbang untuk 100 pesawat yang dikatakan baru-baru ini terbang ke Rusia, setelah sanksi atas invasi ke Ukraina diberlakukan.
Sebuah pesawat yang digunakan oleh pengusaha Rusia Roman Abramovich, dan mungkin telah melanggar kontrol ekspor AS, termasuk dalam daftar pesawat jet yang ditahan.
Kementerian Perdagangan AS pada Jumat (19/3/2022) menerbitkan daftar 99 pesawat Boeing yang dioperasikan oleh maskapai penumpang dan kargo Rusia--termasuk Aeroflot, Air Bridge Cargo, Utair, Nordwind, Azur Air dan Aviastar-TU--serta Gulfstream G650 milik Abramovich.
"Memberikan layanan apa pun ke pesawat-pesawat ini tanpa izin berisiko melanggar peraturan ekspor AS," kata departemen itu dalam sebuah pernyataan dilansir dari Al Jazeera.
Pernyataan itu menyatakan bahwa pihak yang melanggar aturan tersebut dapat dikenakan “pemenjaraan dengan waktu yang substansial, denda, kehilangan hak ekspor, atau pembatasan lainnya”.
"Dengan mencegah pesawat-pesawat ini menerima layanan apa pun, misalnya termasuk dari luar negeri, penerbangan internasional dari Rusia dengan pesawat ini secara efektif dihentikan," kata pernyataan itu.
Langkah itu dilakukan ketika pemerintahan Presiden AS Joe Biden terus memberlakukan pembatasan pada pejabat Rusia, perusahaan, dan entitas lain, untuk menekan Presiden Vladimir Putin mengakhiri perang di Ukraina.
Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada akhir Februar 2022, dan pemboman selama berminggu-minggu di kota-kota negara tetangganya itu telah membuat jutaan orang mengungsi secara internal dan memaksa jutaan lainnya meninggalkan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendorong sekutu barat berbuat lebih banyak untuk membantu, di tengah berlanjutnya serangan Rusia.
Permintaan Zelenskyy termasuk soal penyediaan lebih banyak senjata dan penetapan zona larangan terbang di atas Ukraina.
Tetapi AS dan NATO telah menolak permintaan terakhir itu.
Mereka beralasan itu akan mengarah konflik pada konfrontasi langsung antara Washington dan Moskwa.
Minggu ini, setelah Zelenskyy berpidato di Kongres AS, Biden mengumumkan bantuan militer tambahan sebesar 800 juta dollar AS ke Ukraina.
Itu termasuk 800 sistem anti-pesawat, ribuan rudal peluncuran bahu dan peralatan lainnya, seperti drone.