TRIBUNNEWS.COM - Sebuah dokumen yang bocor menunjukkan China dapat meningkatkan kehadiran militernya, termasuk dengan kunjungan kapal di Kepulauan Solomon, sebuah negara di Melanesia yang terletak di timur Papua Nugini.
Selandia Baru melalui Menteri Luar Negeri Nanaia Mahuta memberikan tanggapan mengenai dokumen tersebut.
Mahuta mengatakan pihaknya berencana untuk menyampaikan keprihatinannya tentang dokumen tersebut.
Mahuta menambahkan, perkembangan dalam dokumen tersebut dapat mengacaukan institusi dan pengaturan saat ini yang telah lama menopang keamanan kawasan Pasifik.
"Jika asli, kesepakatan ini akan sangat memprihatinkan," kata Mahuta seperti dikutip AP News.
Baca juga: Polisi Tangkap Jambret yang Rampas HP Milik WN China saat Jalan Kaki di Mega Kuningan
"Perjanjian semacam itu akan selalu menjadi hak negara berdaulat mana pun untuk dimasuki; namun, perkembangan dalam perjanjian yang diklaim ini dapat mengacaukan institusi dan pengaturan saat ini yang telah lama menopang keamanan kawasan Pasifik."
Sebelumnya, Solomon mengungkapkan pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama kepolisian dengan China.
Tidak segera jelas kapan perjanjian keamanan itu akan diselesaikan, ditandatangani atau mulai berlaku.
Tetapi yang membuat khawatir Australia adalah rancangan teks pengaturan keamanan yang lebih luas yang bocor secara online.
Di bawah ketentuan rancangan perjanjian, China dapat mengirim polisi, personel militer, dan angkatan bersenjata lainnya ke Solomon untuk membantu menjaga ketertiban sosial dan untuk berbagai alasan lainnya.
China juga dapat mengirim kapal ke pulau-pulau untuk persinggahan dan untuk mengisi kembali persediaan.
Rancangan perjanjian menetapkan China perlu menandatangani informasi apa pun yang dirilis tentang pengaturan keamanan bersama, termasuk pada briefing media.
Anna Powles, seorang dosen senior dalam keamanan internasional di Universitas Massey Selandia Baru, mengatakan Australia, Selandia Baru dan Amerika Serikat (AS), semua akan sangat prihatin tentang rancangan perjanjian, yang tampak ambisius di pihak China.
Powles mengatakan akan menarik mengetahui jenis barang apa yang mungkin ingin dikirim China ke Solomon untuk melayani kapal-kapalnya, dan apakah ada potensi misi merayap di masa depan, seperti China yang mengembangkan pangkalan angkatan laut.