Hari ini, Jumat (25/3/2022), Rusia terus-menerus melakukan penembakan terhadap pos pemeriksaan Ukraina di kota Slavutych, mencegah rotasi pekerja masuk dan keluar dari pabrik, dikutip dari Daily Mail.
Slavutych adalah rumah bagi banyak pekerja nuklir Chernobyl.
Pemboman itu terjadi hanya beberapa hari setelah teknisi Ukraina yang ditahan oleh pasukan Rusia untuk memelihara pembangkit nuklir yang mati selama hampir empat minggu tanpa dirotasi.
Teknisi itu akhirnya dapat kembali ke rumah mereka di Slavutych.
Staf di pabrik Chernobyl bekerja di bawah todongan senjata sejak Rusia merebut lokasi bencana 1986 pada hari pertama invasi pada 24 Februari.
Sekarang, penembakan Rusia di kota Slavutych berarti teknisi Ukraina dan staf lainnya tidak dapat berputar masuk dan keluar dari pabrik, sehingga meningkatkan kekhawatiran akan bencana nuklir.
Untuk memastikan keamanan terhadap risiko radioaktif, staf operasi harus cukup istirahat dan memiliki kapasitas untuk membuat keputusan bebas dari tekanan yang tidak semestinya.
Baca juga: Rusia Hancurkan Penyimpanan Bahan Bakar Militer Terbesar di Ukraina, Gunakan Rudal Jelajah Kalibr
Rusia Telah Menyerang Laboratorium Sampel Nuklir Dekat Chernobyl
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan 'keprihatinan' setelah Ukraina memperingatkan pemboman Slavutych, kota yang dibangun untuk menampung pekerja Chernobyl setelah bencana 1986.
Ukraina mengatakan penembakan itu menempatkan pekerja nuklir 'dalam risiko dan mencegah rotasi lebih lanjut personel ke dan dari lokasi'.
Penembakan ini terjadi ketika para pemimpin G7 memperingatkan serangan Rusia di situs di Ukraina dapat menyebabkan 'malapetaka' nuklir lainnya.
Sebelumnya, pada awal pekan ini, pasukan Rusia menghancurkan sebuah laboratorium di pabrik Chernobyl yang berfungsi untuk meningkatkan pengelolaan limbah radioaktif.
Badan Ukraina yang bertanggung jawab atas zona eksklusi Chernobyl mengatakan laboratorium itu dibangun dengan biaya 6 juta euro dengan dukungan dari Komisi Eropa dan telah dibuka pada 2015.
Laboratorium itu berisi 'sampel dan sampel radionuklida yang sangat aktif yang sekarang berada di tangan Rusia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Rusia VS Ukraina