TRIBUNNEWS.COM - Seorang perwira tinggi dari Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev mendapat julukan sebagai "Jagal dari Mariupol".
Diketahui, Mikhail Mizintsev (59) menjabat sebagai Kepala Pusat Manajemen Pertahanan Nasional.
Badan tersebut didirikan Rusia pada 2014 untuk mengerahkan operasi militer di masa depan.
Beberapa waktu lalu, sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol berubah menjadi puing-puing dalam sekejap mata.
Dilansir Fox News, Mikhail Mizintsev diduga mendalangi serangan mengerikan di kota Mariupol, Ukraina.
Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-31, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi
Baca juga: Rusia Disebut Ubah Haluan, Tak Bidik Kyiv Tapi akan Pusatkan Kekuatan di Wilayah Ukraina Timur
Berdasarkan laporkan Independent, juru bicara markas militer di Odessa, Ukraina, Sergei Bratchuk menyebut Mikhail Mizintsev secara pribadi bertanggung jawab atas pengepungan Mariupol.
Kota yang berada di pantai Laut Azov telah menjadi saksi beberapa pertempuran paling intens selama invasi Rusia ke Ukraina tersebut.
Pada 9 Maret 2022, serangan udara Rusia menghancurkan sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol.
Serangan itu menewaskan sedikitnya tiga orang dan melukai 17 lainnya.
Baca juga: Tujuan Pertama Operasi Militer Rusia di Ukraina Selesai, Lanjut Bebaskan Wilayah Donbass
Sepekan kemudian, pada 16 Maret 2022, sebuah bom Rusia meratakan gedung teater dan menewaskan sekitar 300 orang.
Padahal, ada keterangan "Anak-anak" ditulis dengan huruf putih besar di trotoar.
Hal ini menunjukkan, warga sipil berlindung di dalam gedung tersebut.
Pejabat militer Ukraina mengklaim Mikhail Mizintsev mendalangi serangan serupa di Suriah.
Serangan tersebut membuat Kota Aleppo hancur akibat bom.
Baca juga: Satgas Pangan Polri Ungkap Kenaikan Harga Pangan di Indonesia Terpengaruh Invasi Rusia ke Ukraina
Berikut ini Tribunnews.com rangkum beberapa hal yang perlu diketahui tentang Mikhail Mizintsev, salah satu petinggi militer paling berkuasa di Rusia.
Lahir saat puncak kekuasaan Uni Soviet
Mikhail Mizintsev lahir selama puncak kekuasaan Uni Soviet pada 1962, di sebuah desa sekitar 400 mil dari Moskow.
Sebelum menjadi Komandan Peleton Pengintai tentara Soviet, Mikhail Mizintsev belajar di Sekolah Komando Senjata Gabungan Tinggi Kiev.
Setelah jatuhnya Uni Soviet, Mikhail Mizintsev dikerahkan ke Kaukasus untuk memimpin batalion senapan bermotor.
Mikhail Mizintsev kembali ke Moskow pada akhir 1990-an dan mendapatkan promosi yang cepat.
Hingga akhirnya pada 2003, ia menjadi Kepala Staf Direktorat Operasi dan berperan dalam tugas perencanaan militer.
Mikhail Mizintsev kemudian mengambil alih Pusat Manajemen Pertahanan Nasional.
Dia dilaporkan mengoordinasikan keterlibatan Rusia dalam perang saudara Suriah antara 2015 dan 2016.
Baca juga: Kapal Perang Rusia Orsk Meledak dan Hancur Diserang Ukraina
Operasi Suriah
Rusia membantu pasukan pemerintah Suriah dengan serangkaian serangan udara, menghantam Aleppo dengan serangan yang menewaskan sekitar 1.700 warga sipil.
Pasukan Rusia dilaporkan menggunakan bom cluster dan pembakar serta senjata kimia di daerah pemukiman, termasuk rumah sakit.
Baca juga: 4,3 Juta Anak Ukraina Dikabarkan Mengungsi karena Perang
Pengepungan Mariupol
Mikhail Mizintsev telah menjadi wajah pers Rusia dalam pernyataan tentang pengepungan Mariupol.
Dalam video briefing, dia menyebut orang-orang Ukraina sebagai "bandit" dan "neo-Nazi" dan menuduh mereka terlibat dalam "teror massal".
Mikhail Mizintsev diduga memerintahkan serangan terhadap beberapa sasaran infrastruktur sipil, termasuk sekolah, rumah sakit dan teater yang melindungi lebih dari 1.000 warga sipil.
Kepala Pusat Kebebasan Sipil Ukraina Oleksandra Matviichuk, meminta Mizintsev untuk menghadapi tuduhan kejahatan perang di Den Haag.
Baca juga: Pengungsi Ukraina Meningkat, Rusia Lancarkan Serangan di Kota Slavutych Dekat Chernobyl
"Mengapa dia masih melayani?"
Dalam panggilan telepon yang disadap, Mizintsev tampaknya meminta perwira militer lainnya untuk menyerang seorang prajurit agar wajahnya "dirusak".
Klip audio dibagikan oleh mantan Duta Besar Ukraina untuk Austria, Olexander Scherba yang mencela Mizintsev sebagai "Penjagal Mariupol"
Dikutip Express, dalam rekaman itu, Mizintsev mengamuk.
"Lihatlah sampah yang berdiri di sana, mengerutkan kening dengan mata sapinya, menunjukkan kepada saya wajahnya yang tidak bahagia, cangkirnya yang bau."
Dia kemudian bertanya mengapa petugas itu tidak “terpincang-pincang sekarang”.
"Mengapa dia masih melayani? Dan mengapa saya harus membuang waktu saya dengan sampah Anda?," lanjutnya.
“Jika Anda adalah kepala unit, maka naiklah ke piring."
“Kenapa wajahnya belum dimutilasi?
“Mengapa tidak ada yang memotong telinganya? Mengapa orang bodoh ini belum pincang?
“Pada malam hari, ketika dia berjalan keluar, penyerang tak dikenal melompatinya."
"Loncat saja dia berulang-ulang, pukul wajahnya dengan botol dan kemudian tuangkan satu liter lagi ke dalamnya."
Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)