Kemungkinan, serangan racun itu dimaksudkan hanya untuk memberi rasa takut kepada korban.
Wall Street Journal meyakini pelaku dari serangan tersebut diduga adalah agen atau kelompok garis keras Rusia yang ingin menggaggu proses perdamaian kedua negara.
Namun, Wall Street Journal memastikan bahwa kondisi Abramovich dan dua negosiator lainnya saat ini telah membaik dan nyawa mereka tidak terancam.
Menurut laporan dari Sky Sports, Selasa (29/3/2022), Roman Abramovich Abramovich tetap ingin menjalankan tugasnya sebagai negosiator perdamaian Rusia-Ukraina meski baru saja menjadi korban serangan racun.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Roman Abramovich mulai bekerja sebagai negosiator perdamaian Rusia-Ukraina sekitar empat hari setelah perang kedua negara itu pecah pada 24 Februari 2022.
Selama bertugas sebagai negosiator perdamaian Rusia-Ukraina, Abramovich dikabarkan sangat sering melakukan perjalanan ke Moskow, Kyiv, dan Turki.
Taipan asal Rusia itu juga sudah pernah bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.
Adapun, Abramovich sudah resmi melepas kepengurusan Chelsea kepada yayasan klub pada 27 Februari 2022 atau tiga hari setelah invasi Rusia ke Ukraina dimulai.
Tiga hari berselang atau pada 3 Maret 2022, Roman Abramovich secara terbuka menyatakan resmi menjual Chelsea.
Lalu pada 10 Maret 2022, Abramovich dicekal oleh Pemerintah Inggris. Sanksi tersebut membuat seluruh aset milik Roman Abramovich di Inggris Raya dibekukan.
Abramovich juga dilarang melakukan perjalanan hingga transaksi dengan pihak individu atau mejalankan bisnis di Inggris Raya.
Sumber: Sky News/BBC/Reuters/Kompas.com