News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Vladimir Putin Disebut Disesatkan oleh Penasihatnya, Salah Strategi hingga Membuat Rusia Lebih Lemah

Penulis: garudea prabawati
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. (Thibault Camus/ POOL/ AFP)

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia, Vladimir Putin disebut disesatkan oleh para penasihatnya.

Disebut-sebut para penasihat itu takut mengatakan kepada Putin betapa buruknya perang di Ukraina, ujar pihak AS.

Bahkan Putin juga tidak diberitahu tentang dampak penuh sanksi terhadap ekonomi Rusia.

Hal tersebut dikatakan oleh juru bicara Gedung Putih, Kate Bedingfield.

Dikutip Tribunnews dari BBC, AS memiliki informasi bahwa Putin merasa disesatkan oleh militer Rusia.

Hal ini telah mengakibatkan ketegangan terus-menerus antara Putin dan kepemimpinan militernya.

Baca juga: Gagal Endus Aksi Militer Rusia ke Ukraina, Kepala Intelijen Prancis Eric Vidaud Didepak

"Perang Putin telah menjadi kesalahan strategis yang telah membuat Rusia lebih lemah dalam jangka panjang dan semakin terisolasi di panggung dunia," katanya.

Presiden Rusia Vladimir Putin menyapa penonton saat menghadiri konser yang menandai ulang tahun kedelapan pencaplokan Krimea oleh Rusia di stadion Luzhniki di Moskow. (18 Maret 2022). (Ramil SITDIKOV/POOL/AFP) 

Sementara itu juru bicara Pentagon, John Kirby menyebut penilaian itu bisa saja membuat Putin tidak bijaksana untuk mengakhiri konflik melalui negosiasi damai.

Intelijen Inggris menambahkan kini pasukan Rusia di Ukraina mengalami demoralisasi, kekurangan peralatan dan menolak untuk melaksanakan perintah.

Beberapa pasukan pun disebut mundur dari perang.

Di sisi lain pasukan Ukraina terus berupaya untuk merebut kembali beberapa daerah yang dikuasai Rusia.

Baca juga: UPDATE Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-36, Berikut Ini Sejumlah Peristiwa yang Terjadi

Jeremy Fleming, kepala badan intelijen siber Inggris GCHQ mengatakan, langkah itu menambah indikasi bahwa Rusia telah salah menilai situasi secara besar-besaran.

"Kami telah melihat tentara Rusia kekurangan senjata dan menolak untuk melaksanakan perintah, menyabotase peralatan mereka sendiri dan bahkan secara tidak sengaja menembak jatuh pesawat mereka sendiri," kata Fleming dalam pidatonya di Universitas Nasional Australia di Canberra.

"Dan meskipun penasihat Putin takut untuk mengatakan yang sebenarnya, apa yang terjadi dan sejauh mana salah penilaian ini harus jelas bagi rezim."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini