Memblokir media sosial di tengah protes
Pemerintah Sri Lanka telah memblokir akses ke media sosial dan memberlakukan jam malam selama 36 jam, menyusul protes terhadap kekurangan makanan dan bahan bakar.
Dikutip BBC, situs media sosial yang diblokir termasuk Facebook, Twitter, dan Instagram.
Media komunikasi seperti WhatsApp juga tidak dapat diakses.
Baca juga: Kediamannya Digeruduk Warga, Presiden Sri Lanka Umumkan Keadaan Darurat di Tengah Krisis Ekonomi
Dua pengunjuk rasa terluka
Kerusuhan Kamis malam (31/3/2022) di luar rumah pribadi presiden membuat ratusan orang menuntut dia mundur.
Orang-orang meneriakkan “gila, gila, pulang”, sebelum polisi menembakkan gas air mata dan menggunakan meriam air.
Massa berubah menjadi kekerasan, membakar dua bus militer, sebuah jip polisi, dua sepeda motor patroli dan sebuah kendaraan roda tiga.
Mereka juga melempari petugas dengan batu bata.
Setidaknya dua pengunjuk rasa terluka.
Polisi mengatakan 53 pengunjuk rasa ditangkap.
Organisasi media lokal mengatakan lima fotografer berita juga ditahan dan disiksa di kantor polisi setempat, tuduhan yang menurut pemerintah akan diselidiki.
Baca juga: Berita Foto : Sri Lanka Membara Akibat Krisis Ekonomi
Pandemi Covid-19
Kesulitan Sri Lanka telah diperparah oleh pandemi Covid-19, yang melumpuhkan pariwisata dan pengiriman uang.
Banyak ekonom juga mengatakan krisis telah diperburuk oleh salah urus pemerintah dan akumulasi pinjaman selama bertahun-tahun.