TRIBUNNEWS.COM - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan Rusia secara sistematis menjelaskan posisinya tentang situasi di Bucha, namun tidak didengarkan oleh negara-negara Barat.
Bicara di hadapan pers, Selasa (5/4/2022), Peskov menyebut Barat menutup mata dan telinganya dengan tirai.
Dilansir media Rusia, TASS, ia mencatat bahwa sebelumnya posisi Rusia "dijelaskan secara agak sistematis" oleh Wakil Tetap PBB, Vasiliy Nebenzya, dan Kementerian Pertahanan.
"Informasi itu disampaikan. Tapi, di sisi lain, ada kesan bahwa kolektif Barat hanya menutup mata dan telinganya dengan tirai dan tidak mau mendengarkan apa pun."
"Sayangnya, ini adalah kenyataan, (tetapi), terlepas dari semua itu, kami masih berniat untuk secara aktif mempromosikan argumen kami," kata Peskov.
Baca juga: 5 Rencana Cadangan yang Mungkin Dilakukan Rusia, Merebut Mariupol hingga Pisahkan Negara Barat
Baca juga: Rusia Tarik Pasukannya dari Ukraina Bukan Karena Menyerah Tapi untuk Siapkan Invasi Skala Besar
Dugaan pembantaian warga sipil yang terjadi di Bucha, kota di sekitar Ibu Kota Kyiv Ukraina, kemungkinan akan diselidiki.
Menyoal hal ini, Peskov menyatakan "perlu untuk mempertimbangkan, seberapa mungkin penyelidikan yang benar-benar tidak memihak, tidak memihak, dan netral pada saat ini."
"Kami terus bersikeras bahwa semua tuduhan terhadap Rusia, terhadap militer Rusia bukan hanya tidak berdasar, tetapi pertunjukan yang diarahkan dengan baik, tidak lain adalah pertunjukan yang tragis," kata Peskov.
Juru bicara ini menegaskan, semua informasi mengenai situasi Bucha merupakan pemalsuan yang dirancang untuk menodai militer Rusia.
Dia juga mencatat bahwa diplomat Rusia melanjutkan upaya untuk menyampaikan informasi ke PBB.
"Para diplomat kami bekerja di PBB, pekerjaan berlanjut. Anda tahu bahwa pekerjaan kami dirusak dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya, inisiatif kami diblokir, tetapi, meskipun demikian, kami tidak akan tinggal diam," Peskov menyimpulkan.
Akui Sudah Tarik Pasukan dari Bucha
Pada Minggu (3/4/2022), Kementerian Pertahanan Rusia membantah tuduhan Kyiv atas pembunuhan warga sipil di Kota Bucha.
Kementerian menyatakan, pasukan Rusia telah sepenuhnya meninggalkan Bucha pada 30 Maret.