TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Seorang perempuan Ukraina mengaku telah melihat langsung kekejaman tentara Rusia yang mengeksekusi mati suaminya.
Iryna Abramov, 48 tahun dari Bucha, Ukraina mengatakan kepada Kementerian Kebudayaan Ukraina tentang apa yang terjadi.
Saat itu, ia tengah berada di rumah dengan suaminya, Oleg 40 tahun.
Kala itu juga ada ayahnya yang sudah tua, Voloydmyr 72 tahun, ketika tentara Rusia datang.
Ia mengungkapkan mereka datang dan mengaku sebagai pembebas.
Para tentara itu datang menyerbu rumahnya pada 5 Maret lalu, dan mengatakan kepadanya bahwa mereka adalah pembebas yang akan membebaskannya.
Ia mengatakan tiba-tiba nada bicara para tentara itu berubah dan kemudian menembaki rumahnya.
Mereka juga kemudian menarik Oleg keluar rumah dan menempatkannya ke trotoar.
Mereka kemudian melemparkan granat melalui pintu depan, memicu ledakan yang memekakkan telinga, dan membuat rumahnya terbakar.
Volodymyr kemudian mengambil sebuah alat pemadam kebakaran dan berteriak mencari Oleg ke putrinya.
Salah seorang tentara dilaporkan mengatakan kepada mereka bahwa Oleg tak akan bisa menolong mereka lagi.
“Mereka tidak bertanya atau mengatakan apa pun. Mereka hanya membunuhnya. Mereka hanya berkata agar ia melepas baju, berlutut dan kemudian menembaknya,” tutur Iryna dilansir dari Daily Star, Kamis (7/4/2022).
Ia menambahkan setelah penembakan itu, para tentara menyuruhnya dan sang ayah untuk pergi dari rumah dalam tiga menit.
Mereka dipaksa meninggalkan tubuh Oleg di jalanan dan darahnya berbekas di depan rumahnya selama sebulan, sebelum pasukan Ukraina kembali merebut kota tersebut.
>