TRIBUNNEWS.COM, UKRAINA - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengecam pemboman stasiun kereta api yang mematikan sebagai 'kejahatan perang'.
Dia bersumpah untuk membawa mereka yang bertanggung jawab ke pengadilan.
Hal ini disampaikan Zelenskyy terkait serangan mematikan yang terjadi di sebuah stasiun kereta api di Kota Kramatorsk, Ukraina timur.
Insiden ini juga menuai kecaman internasional dan menyerukan pertanggungjawaban.
Dilansir dari laman Aljazeera, Pejabat Ukraina mengatakan sedikitnya 52 orang tewas dan ratusan lainnya terluka dalam serangan itu, yang dibantah oleh Rusia.
Kota Odesa di selatan Ukraina memberlakukan jam malam akhir pekan atas apa yang dikatakannya sebagai "ancaman serangan rudal" Rusia.
Uni Eropa secara resmi mengadopsi sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan impor batu bara, kayu, dan bahan kimia.
Kementerian Kehakiman Rusia telah mencabut pendaftaran 15 organisasi asing, termasuk Amnesty International dan Human Rights Watch.
Sebelumnya Kepala Administrasi Miiliter Regional Donetsk, Pavlo Kyrylenko dalam aplikasi pesan Telegram mengatakan korban tewas akibat serangan rudal Rusia di stasiun kereta api Kramatorsk telah meningkat menjadi 50 orang.
"50 orang tewas, di antaranya 5 anak-anak. Kami sekarang memiliki begitu banyak korban akibat serangan rudal Tochka-U oleh pasukan pendudukan Rusia di stasiun kereta api Kramatorsk. Sejauh ini, 98 orang telah dirawat di rumah sakit. Kami harap korban lain segera mendapatkan bantuan medis dalam satu atau dua hari," kata Kyrylenko.
Dikutip dari laman Ukrinform, Jumat (8/4/2022), ia mencatat bahwa di antara mereka yang terluka, 16 merupakan anak-anak, 46 wanita dan 36 pria.
12 di antara mereka meninggal di rumah sakit dan 38 orang meninggal di stasiun itu.
Baca juga: Korban Tewas Akibat Serangan Rudal Rusia di Kramatorsk Bertambah Jadi 50 Orang
"Pasukan Rusia harus dihukum atas semua kejahatan yang mereka lakukan di tanah kami," tegas Kyrylenko.
Sebelumnya, dua rudal Rusia menghantam stasiun kereta api Kramatorsk pada Jumat pagi waktu setempat.
Warga sipil dievakuasi dari stasiun ini setiap harinya menggunakan kereta yang berangkat ke kota-kota di barat dan tengah Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa Rusia telah menyerang stasiun kereta api Kramatorsk dengan rudal Tochka-U.
Ukraina mengatakan, puluhan warga tewas dan terluka dalam serangan roket di Stasiun Kereta Api Kramatorsk yang menjadi jalur penduduk mengevakuasi diri dari perang, Jumat (8/4/2022).
Dilansir Reuters, Pavlo Kyrylenko, gubernur wilayah Donetsk di mana Stasiun Kramatorsk berada, mengatakan sedikitnya 39 orang tewas dan 87 terluka.
Kebanyakan korban menderita luka serius.
Insiden ini dianggap Ukraina sebagai serangan yang disengaja oleh pasukan Rusia.
"Mereka ingin menebar kepanikan dan ketakutan, mereka ingin mengambil sebanyak mungkin warga sipil," katanya, seraya menambahkan bahwa ribuan warga sipil berada di stasiun ketika roket menghantam.
Kyrylenko mengklaim, roket yang menghantam stasiun itu berisi munisi tandan yang meledak di udara, kemudian menyemprotkan bom kecil yang mematikan ke area yang lebih luas.
Munisi tandan merupakan senjata yang penggunaannya telah dilarang di bawah konvensi 2008.
Lebih lanjut, gubernur ini mengunggah sebuah foto yang menunjukkan beberapa mayat di samping tumpukan koper dan barang bawaan lainnya.
Kementerian Pertahanan Rusia, dilaporkan kantor berita RIA, mengatakan bahwa rudal yang menghantam stasiun tersebut hanya digunakan oleh militer Ukraina.
Pihaknya mengaku bahwa angkatan bersenjata Rusia tidak menargetkan apapun di Kramatorsk pada Jumat (8/4/2022) ini.
Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan tidak ada pasukan Ukraina di stasiun itu.
"Pasukan Rusia (menyerang) di stasiun kereta biasa, pada orang biasa, tidak ada tentara di sana," katanya kepada parlemen Finlandia dalam sebuah video.
Menurut laporan CNN, Zelensky mengatakan bahwa sekitar 30 orang tewas dalam serangan di stasiun kereta.
Ia juga mengklaim hampir 300 orang terluka.
Baca juga: Serangan Roket di Stasiun Kereta Api Kramatorsk Tewaskan 39 Orang dan 87 Terluka
Dalam video pidatonya di parlemen Finlandia pada Jumat ini, Zelensky mengatakan ada saksi, bukti video, sisa-sisa rudal, dan korban tewas.
"Mengapa mereka membutuhkan perang melawan Ukraina ini? Mengapa mereka perlu menyerang warga sipil dengan rudal? Mengapa kekejaman yang disaksikan dunia di Bucha dan kota-kota lain yang dibebaskan oleh tentara Ukraina?" tanya Zelensky.
Polisi setempat mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa roket menghantam ruang tunggu tempat ratusan warga menunggu kereta evakuasi.
Setiap harinya, sekitar 8.000 orang pergi ke stasiun untuk mengungsi selama dua minggu terakhir ini.
Sebanyak 4.000 orang berada di sana ketika rudal itu menghantam, menurut wali kota Kramatorsk.
"Ini adalah bukti lain bahwa Rusia secara brutal, biadab membunuh warga sipil Ukraina, dengan satu tujuan saja - untuk membunuh," kata wali kota dalam sebuah pernyataan.
Serangan itu terjadi saat pasukan Rusia sedang mempersiapkan operasi besar-besaran di Ukraina timur untuk merebut wilayah Donbas, kata pihak berwenang Ukraina.