TRIBUNNEWS.COM - Imran Khan menjadi Perdana Menteri Pakistan pertama yang dilengserkan dari jabatan setelah kalah dalam mosi tidak percaya di parlemen.
Keputusan ini mengakhiri krisis selama berminggu-minggu di pemerintahan Pakistan.
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan digulingkan setelah kehilangan mosi tidak percaya parlemen, pada Sabtu (9/4/2022).
Baca juga: Kalah Mosi Tidak Percaya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan Digulingkan
Baca juga: Megawati: Saya Pernah Jadi Rakyat Biasa Setelah Ayah Saya Dilengserkan
Dilaporkan Tribunnews sebelumnya, dia dan sekutunya mencoba menghindari pemungutan suara dengan membubarkan parlemen dan mengadakan pemilihan awal, tetapi keputusan Mahkamah Agung Pakistan memerintahkan pemungutan suara tetap dilanjutkan.
Partai oposisi gabungan yang mencakup spektrum politik dari kiri ke agama radikal akan membentuk pemerintahan baru.
Berikut empat sosok oposisi di balik lengsernya PM Imran Khan, dilansir Al Jazeera:
1. Shehbaz Syarif
Shehbaz Syarif merupakan saudara mantan Perdana Menteri Nawaz Sharif, yang menjabat lebih dari 9 tahun.
Shehbaz kini menjadi kandidat utama untuk menggantikan Imran Khan.
Ia merupakan presiden Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N).
Sebelumnya, Shehbaz telah menjabat sebagai Ketua Menteri Punjab tiga kali dalam karir politiknya, menjadikannya Ketua Menteri Punjab terlama.
Ia dikenal karena mengutip puisi revolusioner dalam pidato dan dianggap gila kerja.
Sosoknya populer di publik, meskipun diselimuti skandal pernikahan dan deretan properti yang mencakup apartemen mewah di London dan Dubai.
2. Asif Ali Zardari
Asif Ali Zardari adalah mantan Presiden Pakistan yang menjabat pada 9 September 2008 hingga 8 September 2013, dari partai Partai Rakyat Pakistan (PPP).
Berasal dari keluarga kaya, Zardari lebih dikenal karena gaya hidup playboynya sampai perjodohan dengan Benazir Bhutto, wanita pertama yang menjabat Perdana Menteri Pakistan.
Ia dijuluki "Mr Ten Percent" karena kebiasaannya menerima 'salam tempel' dari kontraktor yang menangani proyek dalam negeri.
Sebelum menjabat presiden, Zardari pernah dua kali dipenjara atas tuduhan terkait korupsi, penyelundupan narkoba, dan pembunuhan, meskipun tidak pernah menghadapi persidangan.
Pria berusia 67 tahun itu menjadi ketua bersama Partai Rakyat Pakistan (PPP) setelah pembunuhan Bhutto pada 2007, dan menjadi Presiden Pakistan setahun kemudian dalam kesepakatan pembagian kekuasaan dengan PML-N.
3. Bilawal Bhutto Zardari
Putra mendiang Benazir Bhutto dan Asif Zardari ini adalah bangsawan politik.
Ia menjabat sebagai ketua PPP di usia 19 tahun setelah pembunuhan ibunya.
Pria 33 tahun lulusan Oxford ini dianggap progresif dan sering berbicara tentang hak-hak perempuan dan minoritas.
Dengan lebih dari setengah penduduk Pakistan berusia 22 tahun atau di bawahnya, kepiawaian Bhutto di media sosial sangat populer di kalangan anak muda.
Kendati demikian, ia sering diejek karena kemampuan bahasa Urdunya, bahasa nasional, yang buruk.
4. Maulana Fazlur Rehman
Fazlur Rehman merupakan politisi fundamentalis Islam dan presiden Jamiat Ulama-e-Islam (JUI) saat ini.
Dia menjabat di Gerakan Demokratik Pakistan (PDM), koalisi partai politik yang dibentuk untuk melawan pemerintahan Pakistan Tehreek-e-Insaf di bawah pimpinan Imran Khan.
Permusuhannya dengan Khan telah berlangsung lama.
Rehman bahkan pernah menyebut Khan sebagai "seorang Yahudi", mengacu pada mantan istrinya Briton Jemima Goldsmith.
Sebagai balasannya, Khan memanggilnya "Mullah Diesel" karena dugaan partisipasinya dalam korupsi yang melibatkan lisensi bahan bakar.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)