TRIBUNNEWS.COM - Lebih dari 11.000 pasien Covid-19 yang pulih di Shanghai dipulangkan pada Minggu (10/4/2022).
Dilansir The Guardian, otoritas kesehatan menekankan mereka harus diizinkan kembali ke rumah, meski penguncian sangat membatasi pergerakan kota terbesar di China itu.
“Kami berharap keluarga dan komunitas mereka tidak akan mengkhawatirkan mereka atau mendiskriminasi mereka,” kata Direktur Komisi Kesehatan kota Shanghai, Wu Jinglei.
Kota berpenduduk 26 juta orang itu melaporkan 1.006 infeksi yang dikonfirmasi dan hampir 24.000 kasus tanpa gejala selama 24 jam sebelumnya.
Baca juga: Update Corona Global 11 April 2022: Infeksi Covid-19 Saat Ini Capai 496.151.476 Kasus
Baca juga: China Lockdown, Seberapa Parah Dampaknya Terhadap Ekonomi Dunia?
Dikunci sejak akhir Maret
Shanghai telah dikunci sejak 28 Maret 2022.
Sabtu kemarin (9/4/2022) pihak berwenang mengatakan bahwa tindakan ketat akan dicabut di daerah-daerah tanpa kasus baru dalam 14 hari terakhir, setelah putaran pengujian massal lainnya.
Baca juga: Pemerintah China Perpanjang Lockdown Kota Shanghai
Pasokan bahan makanan melalui platform daring
Menurut Global Times, pihak berwenang Shanghai telah mengamankan pasokan harian untuk penduduk melalui platform online.
Kebijakan ini menyusul keluhan tentang pengiriman makanan dan kebutuhan pokok lainnya, saat penguncian memasuki pekan ketiga.
Warga terpaksa membeli bahan makanan secara berkelompok karena mereka tidak diizinkan meninggalkan gedung mereka.
Postingan yang beredar di platform media sosial, seperti Weibo juga menunjukkan bahwa beberapa warga belum menerima pesanan makanan mereka, sementara yang lain memposting secara online bahwa mereka kehabisan makanan.
Beberapa orang mengatakan bahwa begitu mereka membuka aplikasi belanja bahan makanan, pesanan sehari sudah terisi.
Menurut Global Times, platform dengan aplikasi pengiriman, termasuk JD.com dan Alibaba's Ele.me, bekerja dengan pihak berwenang untuk memastikan bahwa setiap orang memiliki akses ke sayuran, buah, dan produk lainnya.
Baca juga: Bisa Tingkatkan Risiko Penyebaran Virus, Pemerintah Larang Warga Shanghai Bernyanyi saat Malam Hari