TRIBUNNEWS.COM, KIYV - Kementerian Pertahanan Rusia mengumumkan 1.026 tentara Brigade Marinir ke-36 Ukraina, termasuk 162 diantaranya berpangkat perwira, telah menyerah di kota pelabuhan Mariupol yang terkepung oleh pasukan Rusia di Ukraina.
Melansir Reuters, Mariupol, yang telah dikepung oleh pasukan Rusia selama berminggu-minggu, telah mengalami pertempuran paling sengit dan kehancuran paling komprehensif sejak Rusia melakukan invasi pada 24 Februari.
Televisi Rusia pada hari Rabu menyiarkan klip dari apa yang dikatakan sebagai penyerahan diri.
Dalam rekaman itu, pria tak bersenjata dalam seragam militer terlihat berjalan dengan tangan di sepanjang jalan yang ditumbuhi rumput dan pepohonan menuju tentara bertopeng yang membawa senapan serbu.
Dalam satu cuplikan video, empat marinir berjalan menjauh dari bangunan industri yang rusak membawa orang yang terluka di atas tandu.
Baca juga: Berita Foto : Melihat Kota Mariupol yang Diklaim Rusia Telah Dikuasai
Salah satu dari empat orang tadi membawa bendera putih darurat. Orang-orang yang terluka dimasukkan ke dalam bus kuning.
Seorang tentara Rusia yang tidak disebutkan namanya mengatakan, "Anda mungkin takut atau tidak, tetapi tetap harus menyerah. Pilihannya tidak besar. Pertama, pengepungan cukup ketat. Kedua, setidaknya ada lima eselon (pasukan), jadi tidak semudah itu untuk keluar jika seseorang berpikir bahwa dia dapat dengan mudah pergi."
Baca juga: Rusia Klaim Lebih dari 1.000 Tentara Ukraina Menyerah di Mariupol, Termasuk 47 Tentara Wanita
Lebih dari selusin tentara berbaris dalam formasi di sebuah ruangan gelap, di mana seorang tawanan perang yang tidak dikenal berkata dalam bahasa Rusia.
"Saya berada dalam kelompok yang terdiri dari 13 hingga 15 orang yang bergerak bersama dan selamat. Kami harus menyerah karena sudah dikepung," kata tawanan perang itu.
Pelabuhan utama Laut Azov adalah target terbesar di wilayah Donbas timur yang sekarang disebut Moskow sebagai fokus operasinya. Jika berhasil dikuasai, itu akan menjadi kota besar pertama yang jatuh sejak perang dimulai.
Baca juga: Berperang di Mariupol, Warga Inggris Ini Harus Menyerah kepada Rusia karena Kehabisan Amunisi
Penguasaan kota ini akan membantu mengamankan jalur darat antara wilayah timur yang dikuasai separatis dan Krimea, yang direbut dan dicaplok Rusia pada 2014.
Reuters tidak dapat secara independen mengkonfirmasi aksi menyerah para tentara tersebut.
Juru bicara kementerian pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk mengatakan dia tidak memiliki informasi tentang hal itu, dan tidak ada komentar langsung dari kantor presiden Ukraina atau staf umum Ukraina.
"Di kota Mariupol, dekat pabrik besi dan baja Ilyich, sebagai akibat dari serangan yang berhasil dilakukan oleh angkatan bersenjata Rusia dan unit milisi Republik Rakyat Donetsk, 1.026 tentara Ukraina dari Brigade Marinir ke-36 secara sukarela meletakkan senjata dan menyerah," sebut Pemerintah Rusia.
Pada hari Senin, sebuah posting di halaman Facebook brigade marinir Ukraina mengatakan unit itu sedang mempersiapkan pertempuran terakhir di Mariupol yang akan berakhir dengan kematian atau penangkapan karena pasukannya kehabisan amunisi.
"Hari ini mungkin akan menjadi pertempuran pamungkas, karena tidak ada amunisi yang tersisa," tulis postingan tersebut.
Beberapa pejabat Ukraina mengatakan pada saat itu bahwa pos itu mungkin palsu, dan pasukan masih bertahan.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan 151 tentara Ukraina yang terluka dirawat di tempat dan dibawa ke rumah sakit kota Mariupol.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie | Sumber: Kontan