Walaupun di Korea Selatan inflasi secara keseluruhan lebih rendah daripada di banyak negara lainnya, namun beberapa harga barang dan jasa telah melonjak ke tingkat tertinggi dalam beberapa dekade, dan diperkirakan situasi ini akan memburuk.
Pada minggu lalu, Statistik Korea mengumumkan biaya makan di luar telah meningkat sebesar 6,6 persen pada bulan Maret lalu, dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan ini merupakan peningkatan paling tajam sejak April 1998. Dan secara keseluruhan, pada bulan lalu di Korea Selatan harga konsumen telah naik 4,1 persen.
Walaupun harga barang dan jasa telah naik, namun beberapa usaha kecil berpendapat menaikan harga produknya bukanlah suatu pilihan.
Baca juga: Pakistan Tetap Berteman dengan Rusia demi Amankan Pasokan Gandum dan Gas
“Kami menaikkan harga tahun lalu karena kenaikan biaya. Jika kami melakukannya lagi dalam setengah tahun, kami akan kehilangan daya saing untuk pelanggan. Ada banyak pesaing di luar sana. Kami harus menanggungnya di penghujung hari,” kata seorang operator restoran waralaba, Kim yang meminta tidak disebutkan nama lengkapnya.
Pembuat roti Lee Seung-Ja, juga mengatakan hal yang sama, menaikkan harga bukanlah sebuah pilihan yang harus ia lakukan.
“Saya berharap situasinya menjadi lebih baik ketika pandemi mereda. Tapi sekarang kenaikan biaya menekan margin. Karena menaikkan harga bukanlah suatu pilihan, saya merasakan tekanan untuk membuka lebih banyak saluran untuk bisnis pengiriman dan penjualan online sesuatu yang belum pernah saya lakukan sebelumnya,” ujar Lee.
Pada Minggu (10/4/2022) lalu, majalah Chosun Biz melaporkan Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korea Selatan memperkirakan inflasi rata-rata di Korea Selatan mencapai 4 persen dan pendapatan nasional bruto tumbuh kurang dari 1 persen.
Namun beberapa analis memperingatkan stagflasi, di mana harga terus naik tajam meskipun pertumbuhan ekonomi sedikit.
Presiden terpilih Korea Selatan Yoon Seok-Yeol, yang akan dilantik pada Mei mendatang, telah berjanji akan menstabilkan harga yang menjadi prioritas utama pemerintahan barunya.