Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, INCHEON - Pemilik usaha di Korea Selatan merasakan secara langsung bagaimana konflik di Ukraina, yang jaraknya ribuan kilometer dari negaranya dapat mempengaruhi pendapatan mereka.
Perang di Ukraina telah menyebabkan harga pangan melonjak di seluruh dunia, dengan indeks harga pangan PBB melonjak sekitar 12,6 persen pada Maret lalu.
Kenaikan ini bahkan disebut sebagai kenaikan tertinggi sepanjang masa. Harga minyak goreng dan sereal mengalami kenaikan yang paling serius, masing-masing melonjak 23,2 persen dan 17,1 persen.
Baca juga: Invasi Rusia ke Ukraina Ganggu Pasokan Gandum, Wilayah Timur Tengah Dibayangi Krisis Pangan
Pemilik toko roti di Incheon, Korea Selatan, Lee Seung-Ja mengaku awalnya tidak terlalu khawatir saat pertama kali mendengar kabar Rusia telah melancarkan serangan pada Ukraina, karena sebagian besar tepung yang ia gunakan diimpor dari Prancis, yang berjarak lebih dari 1.500 mill dari zona konflik.
“Saya tidak tahu bahwa Ukraina adalah salah satu produsen gandum terbesar sampai sekarang. Saya baru tahu bahwa banyak tepung Eropa terbuat dari gandum Ukraina,” ungkap Lee, yang dilansir dar AlJazeera.com.
Sebelum pecahnya perang di Ukraina, harga sekarung tepung terigu di Korea Selatan sudah naik lebih dari 30 persen, karena masalah rantai pasokan akibat pandemi Covid-19.
Lee menambahkan, dia telah diberitahu oleh pedagang grosir jika harga tepung terigu akan naik lagi, setelah perang dan sanksi yang didapat Rusia, sehingga mengganggu ekspor gandum dari Rusia dan Ukraina, yang bersama-sama menyumbang lebih dari seperempat pasokan biji-bijian dunia.
“Sayang sekali ketika perang pecah di negara lain, tetapi kami biasanya tidak berpikir itu terkait langsung dengan kami. Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku bisa dipukul secara langsung dengan cara ini,” ujar Lee.
Selain harga tepung terigu, harga minyak goreng di Korea Selatan juga melonjak.
Seorang pemilik waralaba makanan ringan di Incheon, Kim yang berusia 47 tahun mengungkapkan kenaikan harga minyak goreng telah menjadi pil pahit yang harus ia telan.
“Sebuah wadah minyak goreng 18 liter dulu berharga sekitar 35.000 won, tetapi sekarang lebih dari 45.000 won,” kata Kim.
Kim yang memiliki restoran tteokbokki, yaitu hidangan yang terdiri dari gorengan kue beras dalam saus pedas ini mengatakan, ia bahkan disarankan untuk menimbun minyak goreng.
“Pemasok minyak saya bahkan menyarankan saya menimbun minyak jika saya memiliki cukup ruang, dengan mengatakan bahwa harganya bisa melampaui 60.000 won pada musim panas.” ujar Kim.
Baca juga: Joe Biden Beri Tambahan Bantuan 800 Juta Dolar AS ke Ukraina
Kenaikan suku bunga