Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Menteri Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi, dan Pariwisata Jepang Tetsuo Saito langsung inspeksi mendadak Minggu (24/4/2022) dan segera membentuk Markas Penanggulangan Kecelakaan Kapal Wisata Shiretoko Hokkaido.
Dilaporkan 10 orang telah dinyatakan tewas dimana jumlah keseluruhan penumpang ada 26 yang menumpangi kapal wisata yang tenggelam di sana.
"Saya minta segera dibentuk Markas Penanggulangan Kecelakaan Kapal Wisata Shiretokountuk seledidi sampai rinci kecelakaan tersbeut dan segera memberikan informasi kepada para keluarga yang bersangkutan," tegas Menteri Saito.
Baca juga: Kecelakaan Kapal Wisata di Hokkaido, 8 Orang Ditemukan
Sekjen kementerian transportasi, Sakamaki, ditunjuk sebagai kepala tim markas tersebut siang ini Minggu (24/4/2022).
Menteri mengunjungi lokasi kejadian sekaligus juga meminta informasi segera dari para pihak yang bersangkutan termasuk operator kapal yang kecelakaan.
Kapal itu dilaporkan kepada penjaga pantai bahwa kapal itu tenggelam sekitar pukul 13:15 waktu Jepang pada hari Sabtu di pulau Shiretoko Hokkaido.
Kapal yang diawaki oleh seorang kapten berusia 54 tahun Noriyuki Toyoda dan seorang deckhand Sei Soyama berusia 27 tahun, mengatakan kepada operatornya, Shiretoko Yuransen, bahwa kapal itu miring 30 derajat sekitar pukul 14:00 sebelum kehilangan kontak, menurut satuan penjaga pantai Jepang, MSDF (angkatan laut pasukan bela diri Jepang).
"Harap mencoba memahami situasi pencarian dan melakukan segala upaya untuk berkoordinasi dengan organisasi terkait sebagai garis depan tanggap kecelakaan. Segera lakukan audit khusus terhadap pelaku usaha yang menyebabkan kecelakaan tersebut," tekan Menteri Saito lebih lanjut.
Baca juga: Kecelakaan Kapal Wisata di Hokkaido, 8 Orang Ditemukan
Operator kapal wisata lain menyarankan kepada operator kapal yang kecelakaan agar menunda operasi, "Angin kencang laut dan kasar mengkhawatirkan kita," ungkap seorang nelayan di lokasi kejadian.
"Setidaknya jika Perusahaan merasa bertanggung jawab sebagai perusahaan, pertama-tama, setelah menerbitkan daftar penumpang, lalu menjelaskan bagaimana tentang kondisi laut pada saat berani berlayar dalam keadaan di mana kapal lain justru ragu untuk pergi."
Seorang pegawai perusahaan kapal yang kecelakaan mengungkapkan, "Kami mengoperasikan kapal wisata untuk mengamankan penjualan perusahaan yang tertekan oleh pandemi Corona baru."
Penyelamatan selain dilakukan oleh MSDF juga dilakukan bersama para kapal mnelayan setempat untuk mencari korban 16 orang lainnya yang masih belum ditemukan hingga malam ini (24/4/2022).