News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Pasukan SAS Inggris Jago Sabotase, Modus Menyamar Misi Kemanusiaan

Penulis: Setya Krisna Sumarga
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Video handout yang diambil dari rekaman yang dirilis oleh Dewan Kota Mariupol pada 19 April 2022 menunjukkan awan asap mengepul di atas pabrik baja Azovstal dan gerbang galangan kapal Azov yang hancur, saat Rusia melanjutkan upayanya untuk merebut kota pelabuhan Mariupol yang terkepung.

TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Komite Investigasi Rusia mengatakan akan meninjau laporan media yang menyebutkan ahli sabotase pasukan khusus Angkatan Darat Inggris telah diterjunkan di Ukraina barat.

“Data ini akan diperiksa secara menyeluruh,” kata badan itu lewat sebuah pernyataan dikutip Russia Today, Sabtu (23/4/2022).

Menurut badan itu, Special Air Service (SAS), atau pasukan komando Inggris dikenal ahli mengorganisir protes massa, pembunuhan tokoh politik serta mempersiapkan serangan teroris.

Sumber keamanan Rusia mengatakan kepada kantor berita Rusia, RIA Novosti, setidaknya dua kelompok prajurit Inggris telah tiba di pangkalan Angkatan Udara Ukraina di kota Brody di wilayah Lviv.

Baca juga: Presiden Amerika Joe Biden Umumkan Bantuan Keamanan Baru untuk Ukraina

Baca juga: Rusia Tuduh Amerika Rencanakan Provokasi Tentang Penggunaan Senjata Pemusnah Massal

Baca juga: Pejabat AS Akan ke Ukraina Bahas Kebutuhan Senjata Hadapi Rusia

“Mereka melakukan perjalanan jauh dari kota Hereford Inggris, lokasi markas SAS berada," kata sumber itu.

Setiap kelompok diduga terdiri dari antara 8 hingga 10 petugas, yang mengkhususkan diri dalam sabotase, perang gerilya, dan perekrutan agen untuk bekerja di wilayah musuh.

Pakar SAS dianggap sebagai salah satu yang terbaik di dunia dalam bidang ini, menurut sumber tersebut.

“Itu bukan pasukan khusus biasa. Mereka pintar. Di setiap kelompok selalu ada ideolognya, semacam professor, sisanya ahli di bidangnya masing-masing,” jelasnya.

Saat dikerahkan di daerah konflik, tim sabotase SAS biasanya beroperasi dengan kedok pekerja medis atau kemanusiaan.

Menurut sumber tersebut, kelompok White Helmets yang beroperasi di konflik Suriah, memiliki hubungan dekat dengan pasukan komando Inggris itu.

“Sangat mungkin spesialis ini tiba untuk meningkatkan keterampilan dan efisiensi pasukan khusus Ukraina dalam mengoordinasikan kegiatan kelompok sabotase mereka di wilayah Ukraina yang saat ini dikendalikan pasukan Rusia,” katanya.

Inggris telah menjadi salah satu pendukung utama dan pemasok senjata Ukraina selama konflik yang sedang berlangsung dengan Rusia.

London telah mengirim senjata mulai dari sistem rudal anti-tank dan anti-pesawat, hingga kendaraan lapis baja ke Kiev.

Awal bulan ini, Perdana Menteri Boris Johnson melakukan kunjungan mendadak ke ibu kota Ukraina bertemu Presiden Volodymyr Zelensky.

Ia secara pribadi meyakinkannya tentang dukungan Inggris ke Ukraina. Inggris secara aktif meminta Ukraina terus melawan Rusia dalam pertempuran.

Dua pekan sebelumnya, media Inggris The Times melaporkan pasukan SAS juga berada di Kiev melatih tentara Ukraina menggunakan peluncur rudal anti-tank NLAW Inggris.

PM Boris Johnson pernah mengungkapkan beberapa prajurit Ukraina berada di Inggris, dilatih mengoperasikan 120 kendaraan lapis baja yang disediakan London.

Kelompok ahli Inggris lainnya sedang melatih pasukan Kiev di Polandia untuk menggunakan perangkat keras anti-pesawat.

Inggris Sponsor Penting Konflik Ukraina 

Pasukan SAS Inggris telah melatih pasukan Ukraina sejak serangan militer Rusia dimulai, pada Februari.

Instruktur dari Inggris sebelumnya ditarik dari negara itu, dua bulan lalu, ketika negara-negara anggota NATO mengkawatirkan serangan Rusia.

Inggris kini telah kembali untuk mengajari tentara Ukraina menggunakan NLAW, peluncur rudal anti-tank panggul yang dipasok Inggris.

The Times mengutip pernyataan Kapten Yury Mironenko dan dua komandan Ukraina lainnya, yang diidentifikasi hanya dengan nama panggilan mereka.

Unit yang menerima pelatihan ditempatkan di sekitar ibukota, Kiev, ungkap laporan Times.

“Kami telah menerima bantuan militer besar-besaran dari Inggris,” kata Mironenko kepada surat kabar itu.

"Tetapi orang-orang yang tahu cara menggunakan NLAW ada di tempat lain, jadi kami harus membuka YouTube untuk belajar sendiri," tambahnya.

Kementerian Pertahanan Inggris menolak mengkonfirmasi apakah pasukan komando Inggris telah dikirim ke Ukraina.

Menteri Angkatan Bersenjata James Heappey, mengatakan minggu ini sekelompok tentara Ukraina akan melakukan perjalanan ke Inggris untuk pelatihan.

Pada Jumat lalu, Boris Johnson mengakui ada "kemungkinan realistis" Rusia mencapai kemenangan militer di Ukraina.

Karena itu ia bersikeras pengiriman senjata ke Kiev harus ditingkatkan. Moskow telah berulang kali mengutuk pasokan senjata ke Kiev yang dikirim negara-negara NATO.

Moskow menuduh NATOmengacaukan situasi di lapangan dan menghambat prospek perdamaian.

Ia juga menegaskan konvoi barat akan menjadi target yang sah bagi pasukan Rusia begitu mereka menyeberang ke wilayah Ukraina.

Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk 2014.

Moskow akhirnya mengakui Republik Donbass di Donetsk dan Lugansk. Protokol yang diperantarai Jerman dan Prancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.

Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.

Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik dengan paksa.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini